Makassar, Sonora.ID - Pelatihan secara kreatif digelar sebagai upaya memperkuat narasi keagamaan.
Program inisiatif oleh Peace Generation Makassar ini diikuti oleh peserta dari kalangan remaja dan anak muda.
Koordinator Peace Generation, Albar mengatakan pelatihan digelar selama tiga hari dengan metode blended learning.
Di mana artinya adalah memadukan pelatihan via daring dan luring. Implementasi merupakan 12 modul perdamaian.
"Ada 30 peserta yang dari pendidik lembaga manapun yang bersedia untuk menjadi penggerak perdamaian dan menyebarluaskan kepada anak didik di sekolah," ujarnya dalam keterangan yang diterima, Sabtu (5/2/2022).
Setelah pelatihan ini, peserta akan diberikan misi untuk menyebarkan pembelajaran yang mereka dapatkan di sosial media dan lingkungan sekitarnya.
Baca Juga: Usai Dibubarkan Paksa, 22 Penonton Konser Musik di Makassar Positif Covid 19
Tentang breaking down the wall (BOW), mempertemukan siswa SMP dan Guru dari sekolah muslim dan kristen melalui pengajaran kreatif perdamaian dan pelatihan anti bully.
Hal itu sebagai platform perjumpaan dua komunitas yang berbeda untuk saling belajar, mendengarkan dan menciptakan rasa aman untuk saling berdialog atas kondisi ketegangan dan konflik yang pernah terjadi.
Melalui BOW, sekolah muslim dan kristen berjumpa untuk berproses meruntuhkan tembok. Prasangka, membangun rasa percaya an merawat toleransi beragama.
"Mereka dipertemukan untuk saling mengetahui dan memahami kehidupan di sekolah masing-masing," tambahnya.
Tujuan kegiatan, melahirkan agent of peace baru yang bertugas menyebarkan nilai damai dan masyarakat.
Selain itu, memberikan peserta pengetahuan untuk mengidentifikasi dan transformasi bentuk konflik. Kemudian memberikan peserta pengetahuan terkait penempatan 12 nilai dasar dalam kehidupan bermasyarakat.