Find Us On Social Media :
Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo,Sp OG (K) (BKKBN)

Indonesia Berhasil Cegah Baby Boom Selama Pandemi Covid-19, BKKBN Tetap Gencarkan Pemakaian Alat Kontrasepsi Pasca Persalinan

Jumar Sudiyana - Kamis, 10 Februari 2022 | 21:58 WIB

Jakarta, Sonora.Id - Kepala BKKBN Dr.(H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) mengatakan, di satu sisi selama pandemi memang kita mengalami penurunan dalam pelayanan, tetapi kita bersyukur juga alhamdulillah data menunjukkan bahwa angka yang terkait dengan Total Fertility Rate (TFR) itu mengalami penurunan menjadi 2,24 (hasil Pendataan Keluarga Tahun 2021). Artinya meskipun kemarin diduga akan terjadi baby boom ternyata tidak terjadi angkanya 2,24.

Hal tersebut disampaikan Hastom dalam webinar “Manfaat Penggunaan Alat Kontrasepsi Kondom pada Pasangan Usia Subur dan Dampak Psikologisnya” melalu zoom meeting  pada Kamis (10/02/22).

Kepala BKKBN mengingatkan para bidan yang menjadi peserta dalam webinar tersebut untuk tetap memperhatikan bahwa pemakaian alat kontrasepsi pasca persalinan menjadi salah satu yang penting untuk dilakukan. Karena KB pasca persalinan masih cukup rendah. Banyak pasangan usia subur (PUS) yang setelah melahirkan masih mau menunda kehamilan 2 sampai 3 tahun mendatang namun enggan memakai alat kontrasepsi.

"Kami menyarankan kepada PUS untuk mengombinasikan Metode Amenore Laktasi (MAL) dan pemakaian kondom pasca melahirkan. BKKBN mendorong para bidan sebagai community leader di desa-desa bisa memberikan penyuluhan bagi PUS tersebut. Hal ini menjadi penting karena berkaitan dengan spacing (penjarakan) kehamilan untuk mencegah kematian Ibu," kata Hasto.

Baca Juga: Hasto Wardoyo Tegaskan Kehamilan Terencana Tekan Prevalensi Stunting

Hal ini juga sebagai kerja keras bidan sebetulnya, ketika dari tahun ke tahun menurunkan TFR ini sampai angka sekarang 2,24. Bukan lagi 2,4 ya itu tahun 2017. Kita juga punya pekerjaan rumah untuk menurunkan kematian ibu jangan lupa kita harus mensukseskan KB pasca persalinan dalam rangka agar angka kematian ibu tidak meningkat. Pernah terjadi kenaikan yang mengejutkan di tahun 2007 sudah 228 per 100 ribu kelahiran.

"Kita terkejut pada tahun 2012 menjadi 359 dan tentu hampir 80% mereka lahir di bidan sebetulnya persalinannya. Maka peran bidan itu penting sekali dalam rangka untuk menurunkan angka kematian ibu,” tambahnya.

Sementara itu, Psikolog Klinik dan Sex Educator Inez Kristanti, M.Psi, Psikolog mengatakan dengan adanya diskusi bersama pasangan tentang alat kontrasepsi yang akan digunakan adalah salah satu cara untuk meningkatkan kesetaraan. Psikologis pemilihan alat kontrasepsi yang dilakukan oleh kedua belah pihak PUS yaitu pihak perempuan dan laki-laki memberikan dampak yang baik bagi keharmonisan rumah tangga. Hal ini merupakan upaya perencanaan keluarga.

“Dengan kondom ini bisa menumbuhkan keterlibatan laki-laki. Yang mana ini juga bisa mendukung kesetaraan dalam hubungan. Salah satunya dalam memilih metode kontrasepsi bersama-sama. Jadi ada peran laki-lakinya dan perempuannya. Karena peran perempuan pun juga ada walaupun menggunakan kondom pria. Yaitu bisa menginisiasi atau meningkatkan asertivitas penggunaan kondom. Itu termasuk ke dalam asertivitas seksual kalau di dalam istilah psikologisnya. Jadi si perempuan dan laki-laki mempunyai peran yang setara dapat bekerjasama sebagai tim untuk menentukan kontrasepsi yang tepat,” imbuh Inez.