Deli Serdang, Sonora.Id - Pembangunan perpustakaan ditujukan untuk memfasilitasi masyarakat di luar lingkup formal pendidikan. Perpustakaan harus bersifat inklusif bagi semua strata masyarakat. Tujuan pembangunan perpustakaan adalah membangun SDM dalam aspek ruang hidup, bahan baku dan pasar.
Hal tersebut disampaikan Kepala Perpustakaan Nasional bersama Bupati Deli Serdang ketika meresmikan gedung fasilitas layanan perpustakaan Kabupaten Deli Serdang pada Jum’at, (11/02/2022).
“Kualitas SDM menjadi penting agar transformasi pembangunan berjalan dengan baik. Namun, kualitas SDM hanya dapat diwujudkan dengan meningkatkan kemampuan literasi yang diperoleh salah satunya dengan memberdayakan perpustakaan,” ujar Bupati Ashari Tambunan.
Fasilitas perpustakaan yang dibangun melalui dana alokasi khusus (DAK) diakuinya merupakan bangunan yang luar biasa. Bahkan, bisa dikatakan sebagai lambang kemajuan masyarakat Kab. Deli Serdang.
“Perpustakaan diharapkan dapat menjadi fasilitator dalam peningkatan dan pengembangan pendidikan usia dini dan anak-anak. Sarana perpustakaan yang dibangun ini diharapkan dapat berguna bagi masyarakat, mulai dari usia dini hingga lapisan masyarakat terbawah,” tambah Bupati.
Pada kesempatan yang sama, anggota Komisi X DPR RI, Sofyan Tan, menambahkan fasilitas perpustakaan yang telah tersedia jangan hanya dipercantik saja tetapi juga harus sarat kegiatan yang mendukung potensi geografis dan soft skill masyarakat.
“Perpustakaan harus out of the box, tidak berhenti pada transfer knowledge atau taraf keilmuan, melainkan harus menghasilkan karya dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Inilah pengertian literasi di era modern,” jelas Sofyan Tan.
Sofyan Tan lantas mencontohkan, Kabupaten Deli Serdang sebenarnya sudah memenuhi syarat untuk dikembangkan sebagai daerah wisata karena potensi kekayaan alam yang dimilikinya. Tinggal bagaimana peran aktif perpustakaan menggali dan mengembangkan potensi masyarakat sekitar.
“Kita harus memikirkan bagaimana membuat semua civitas masyarakat gemar membaca. Perpustakaan harus melahirkan inovasi dari layanan yang disediakan. Dan perpustakaan harus menjadi arena untuk menjadi sarana rekreasi sambil belajar bagi masyarakat,” tegas Sofyan.
Kepala Perpusnas Muhamad Syarif Bando mengatakan, membaca sama saja dengan menggali pengetahuan. Nah, kenapa saat ini pengetahuan menjadi penting? Kepala Perpusnas menjekaskan bahwa saat ini ekspansi pengetahuan lebih bahaya daripada perang fisik.
Menurut Bando, jika diperhatikan dari tuntutan 8 kompetensi out put pendidikan, yakni kemampuan intelektual, kemampuan emosional, kemampuan menyelesaikan masalah, kemampuan interpersonal, kemampuan berpikir kritis dan strategis, motivasi dan komitmen, kesadaran diri, serta kemampuan belajar cepat dan mengembangkan diri.
“Namun, baru satu kompetensi out put yang terpenuhi, yaitu kemampuan intelektual,” kata Bando.
Bahkan, tidak dipungkiri, saat ini sudah terjadi pergeseran out put dunia pendidikan tinggi yang diharapkan dapat terjawab oleh layanan perpustakaan, seperti kemampuan problem solving, social skill, process skill, system skill, cognitive abilities.
Sedangkan, Bunda Literasi Deli Serdang terlantik, Yunita Siregar, mengatakan perpustakaan diharapkan dapat menjadi fasilitator dalam peningkatan dan pengembangan pendidikan usia dini dan anak-anak. Sarana perpustakaan yang dibangun ini diharapkan dapat berguna bagi masyarakat, mulai dari usia dini hingga lapisan masyarakat terbawah
Pada akhir diskusi Rektor Universitas Nahdatul Ulama Sumatera Utara (UNUSU), Ibnu Affan, menambahkan urgensi pemanfaatan perpustakaan oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan indeks literasi masyarakat. Partisipasi masyarakat dapat dilakukan baik secara aktif maupun pasif dalam rangka mendukung program pemerintah di bidang perpustakaan.