Sonora.ID - Imposter syndrome adalah kondisi psikologis pola perilaku seseorang yang sering meragukan atau bahkan merasa tidak pantas meraih pencapaian dan kesuksesan sendiri.
Orang yang mengalami imposter syndrome merasa bahwa dirinya tidak secerdas, sekreatif, dan berbakat seperti yang terlihat oleh orang lain.
Perasaan ini juga diikuti dengan ketakutan bahwa jati diri yang asli akan terungkap dan akan dinggap sebagai penipu oleh orang-orang. Oleh karena itu imposter syndrome dikenal dengan istilah sindrom penipu.
Tanda-Tanda
- Merasa takut akan gagal suatu hari nanti
- Sering mengaitkan kesuksesan atau pencapaian dengan faktor eksternal
- Meragukan kemampuan diri sendiri
- Tidak mampu menilai keterampilan dan kompetensi diri secara objektif
- Merasa kecewa dan frustasi ketika tidak mampu untuk memenuhi standar yang ditetapkan diri sendiri
Penyebab
- Pola asuh orang tua yang mengutamakan prestasi dan pencapaian
- Sifat perfeksionis
- Peran baru seperti mahasiswa atau pekerja
- Tumbuh di lingkungan yang kompetitif
Baca Juga: Jangan Takut! Lawan Beauty Shaming Dengan Mencintai Diri Sendiri
Cara Menangani
Jika dibiarkan berlarut-larut, orang yang memiliki imposter syndrome bisa mengalami depresi dan gangguan kecemasan. Berikut terdapat cara menanganinya.
- Mengakui Perasaan Diri Sendiri
Untuk menanganinya, kita harus menyadari dan mengakui perasaan yang dirasakan dengan cara menuliskan perasaan pada buku catatan atau buku harian.
Tulislah semua perasaan keraguan dan perasaan tidak mampu yang dirasakan secara spesifik dan sertakan alasannya.