Makassar, Sonora.ID - Kedelai yang dihasilkan petani lokal di Sulawesi Selatan kurang dilirik pengusaha.
Penyebabnya, kualitas yang rendah jika dibandingkan yang impor. Diketahui, merupakan bahan baku untuk memproduksi tahu dan tempe.
Seperti diungkap penyuluh, Ir Dori Sukur saat mengisi siaran talkshow Smart FM Makassar pada kamis (24/2/2022). Kehadirannya, mewakili kepala bidang produksi tanaman pangan dinas pertanian Sulsel.
"Jadi banyak hal yang membedakan, pertama kualitas," ujarnya.
Dia mengatakan selain kualitas, kedelai impor memiliki ukuran yang lebih baik sehingga mempengaruhi hasil produksi.
Baca Juga: Kedelai Mahal, Produsen Tahu Tempe di Makassar Naikkan Harga Jual
"Saya komunikasi pengrajin, kalau kita beli 1 kilogram tempe impor lalu diolah pengembangan bisa 1,8 kilogram kalau lokal hanya 1,4 kilogram," jelasnya.
Termasuk harga yang jauh lebih murah, sehingga banyak diminati oleh pengrajin. Sedangkan olahan petani lokal dianggap lebih unggul dari segi rasa.
"Tapi kalau dari rasa lokal unggul," tambahnya.
Disinggung mengenai kenaikan harga kedelai impor, dalam pandangannya terjadi karena pengaruh global.
Dori membenarkan hingga kini produksi tahu dan tempe belum bisa terpenuhi oleh produksi kedelai lokal.