Surabaya, Sonora.ID – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Armuji, terhitung sudah satu tahun memimpin Kota Pahlawan.
Selama setahun menjabat, sejumlah capaian dan kinerja menjadi catatan penting banyak pihak.
Tak terkecuali dari kalangan legislatif sebagai salah satu mitra kerja dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
Ketua DPRD Kota Surabaya, Adi Sutarwijono menyampaikan selamat dan memberikan apresiasi atas kinerja setahun kepemimpinan Eri Cahyadi dan Armuji.
Terlepas dari beberapa catatan, Eri Cahyadi-Armuji dinilainya relatif mampu menjalankan kepemimpinan yang efektif, terutama untuk menangani pandemi dan memulihkan ekonomi.
"Saya menggarisbawahi tiga hal. Dua hal apresiasi. Satu hal catatan perbaikan ke depan," kata Adi Sutarwijono, Senin (28/02/2022).
Pertama, Adi menyatakan, bahwa setahun pertama Eri-Armuji menjabat, penanganan pandemi di Surabaya berjalan cukup baik.
Gotong-royong seluruh kalangan mampu mengelola pandemi, dengan vaksinasi yang masif serta pelaksanaan 3T yang baik.
"Eri-Armuji juga mampu menumbuhkan inisiatif kerelawanan sosial dengan menggandeng berbagai pihak untuk saling bantu di masa pandemi," ujarnya.
Kedua, Adi juga berpandangan, bahwa pemulihan ekonomi Surabaya sudah fokus terhadap pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Baca Juga: Vaksin Booster Lansia di Surabaya Mencapai 94,52 persen
Bahkan, UMKM Surabaya terus didorong agar survive, termasuk lewat inovasi berbasis digital seperti e-Peken. Apalagi, sentra-sentra UMKM juga dihidupkan dan diberdayakan.
"Ketiga, sebagai catatan, saya berharap ke depan Pemkot Surabaya menaruh perhatian serius pada pengelolaan banjir dan upaya perlindungan sosial warga. Soal banjir, solusi terintegrasi dari hulu ke hilir harus dijalankan," harapnya.
Kemudian terkait perlindungan sosial, Adi juga mendorong pemkot agar upaya-upaya jemput bola harus rutin dilakukan kepada masyarakat miskin yang membutuhkan pertolongan. Baik itu terkait warga sakit, putus sekolah, rumah tidak layak huni (rutilahu) dan sebagainya.
"Pola bottom up dalam strategi perlindungan sosial harus terus didorong dengan membuka ruang masukan warga seoptimal mungkin. Sehingga semua problem cepat teratasi dan tidak menjadi bom waktu," tegas politisi PDI Perjuangan tersebut.
Baginya, soal perlindungan sosial tersebut harus menjadi atensi yang ke depan diharapkan dapat segera diselesaikan oleh Eri Cahyadi-Armuji.
"Karena pandemi ini sejak 2020 ke 2021, Surabaya mengalami kenaikan angka kemiskinan dari 5,02 persen menjadi 5,23 persen atau naik 0,21 persen, dengan total jumlah penduduk miskin 152.000," ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, A.H. Thony berpandangan, bahwa Eri Cahyadi-Armuji mampu mengubah masa transisi pemerintahan dengan smooth dari para pemimpin sebelumnya.
Baca Juga: Selain BPJS Kesehatan, Kini 4.055 Bunda Paud Se-Surabaya Dapat BPJS Ketenagakerjaan
Masa transisi itu diawali dengan penetapan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang visioner dan mencakup kepentingan lebih besar.
"Secara lengkap RPJMD ini memang dibutuhkan waktu lama, tidak bisa dijadikan ukuran dalam kurun satu tahun. Namun kami sebagai wakil ketua melihat kepemimpinan Eri Cahyadi-Armuji cukup bagus, karena banyak target-target yang sudah dilakukan mendekati kepada progres yang sudah dilaksanakan pada masa-masa sebelumnya," kata AH Thony.
Misalnya, ia menyebut, target setahun mengenai recovery ekonomi dan pemulihan kesehatan masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
Kedua target pada sektor tersebut, dinilainya telah mampu dilampaui Eri Cahyadi Armuji dengan baik.
"Tapi disisi lain, memang ada beberapa tantangan yang ke depan harus diselesaikan," ujarnya.
Politisi Partai Gerindra itu mencontohkan, salah satunya soal penyelesaian pemetaan data Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Meski begitu, dia menilai, di masa kepemimpinan Eri Cahyadi-Armuji, Pemkot Surabaya berani memaparkan masalah itu secara terbuka dan terang.
Hal tersebut menjadikan persoalan lebih jelas mana sasaran yang menjadi prioritas untuk diselesaikan.
"Dengan tidak adanya sesuatu permasalahan MBR yang disembunyikan, ini menjadikan kita bisa membidik lebih jelas. Bahwa yang diselesaikan dari mana dulu hulunya dan hilirnya ke mana," jelasnya.
Kemudian berkaitan dengan upaya mensejahterakan masyarakat melalui rumah susun sewa sederhana (rusunawa) dan fasilitas-fasilitas sosial juga dinilainya lebih berorientasi pada keadilan.