Palembang, Sonora.ID – Hari ini 03032022 umat hindu merayakan hari raya nyepi. Made Toya, Wakil Ketua Bidang Keagamaan Parisada Hindu Dharma Indonesia Sumsel kepada Sonora (03/03/2022) menjelaskan apa makna hari raya nyepi.
“Nyepi berasal dari kata sepi. Hari raya Nyepi sifatnya menyepikan diri, mengevaluasi diri kebiasaan kita selama satu tahun berlalu. Sebagai manusia tidak luput dari aktifitas-aktifitas, ada aktifitas yang baik atau menyenangkan dan ada yang tidak menyenangkan. Di dunia tidak ada yang sempurna karena bukan tuhan. Melalui nyepi diharapkan bisa instropeksi diri kedalam dan keluar lingkungan seperti keluarga dan masyarakat,” ujarnya.
Ada lima jenis rangkaian kegiatan di hari raya nyepi yang semuanya bertujuan untuk penyucian diri sendiri dan lingkungan, harapanya tercipta suatu masyarakat yang damai yang berasal dari kedamaianan diri sendiri.
Pertama umat hindu akan melakukan upacara Melasti. Melasti dianggap sebagai ngayudang malaning gumi ngamet tirta amerta yang berarti menghanyutkan kotoran alam menggunakan air kehidupan.
Baca Juga: 4 Warga Binaan Di Riau Sudah Peroleh Remisi Hari Raya Nyepi 2022
Dalam kepercayaan hindu, sumber air seperti danau, sungai laut diangap sebagai asal tirta amerta atau air kehidupan.
Setelah melasti dilanjutkan dengan tawur agung. Tawur agung bermakna meningkatkan hubungan yang serasi dan harmonis dengan Tuhan, sesama dan lingkungan.
Berikutnya Nyepi, nyepi berasal dari sepi mulaksari yang artinya instropeksi diri. Pada saat nyepi umat hindu akan melakukan amati geni yang berarti mematikan semua aktifitas, amati karya tidak melakukan aktifitas bekerja, amati lelungan, tidak keluar rumah dan amati lelanguan tidak membunyikan suara.
“ Momen nyepi haruslah dipandang sebagai suatu cara agar manusia mematikan semua hawa nafsunya, sehingga pada hari ini tidak boleh melakukan semua aktifitas,” ujarnya.
Setalah nyepi, umat hindu akan melakukan dua prosesi ritual ngambekgeni dan dharmasanti.
Ngambekgeni merupakan proses penghidupan kembali keinginan-keinginan baik setelah proses instropeksi diri saat nyepi.
Dharmasanti dipahami sebagai cara untuk bersilaturahmi kepada masyarakat, semua agama, dan golongan dengan tujuan mendapatkan kedamaian.
“Dengan memontum perayaan nyepi menjadi symbol bahwa kehidupan manusia selalu dalam dua sisi baik dan buruk, dan bergantung pada Tuhan, manusia beserta alam,” ujarnya.