Palembang, Sonora.ID – Meskipun musim penghujan sudah hampir berakhir namun masyarakat dihimbau tetap waspada terhadap cuaca ekstrim mengingat potensi tersebut masih ada.
Shinta Andayani, Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi SMB II Palembang kepada Sonora (04/03/2022) mengatakan bahwa ada tiga unsur yang perlu diwaspadai dalam cuaca ekstrim yaitu hujan intensitas sedang dan lebat, angin yang menyertai serta kilat dan petir.
“Tiga unsur itu dalam cuaca hujan lebat sering kali terjadi walaupun intensitasnya berbeda-bedar diantara komponen tiga unsur tersebut, namun pada saat terjadi hujan sedang dan lebat awan kumulonimbus yang hitam dan abu-abu masyarakat harus mewaspadai tiga kemungkinan bencana cuaca buruk yang akan terjadi,” ujarnya.
Peluang terjadinya cuaca ekstrim di wilayah sumsel hampir merata diseluruh wilayah. Secara statistic awal musim kemarau terjadi sekitar bulan april.
Terkait badai siklon tropis anika, Shinta menyebut dampaknya bagi sumsel kecil karena lokasinya jauh.
Baca Juga: Fenomena Hujan Es di Beberapa Wilayah Indonesia Diperkirakan Sampai April, Begini Penjelasan BMKG!
Badai ini terdeteksi pertama di perairan selatan jawa timur dan jawa tengah. Dampaknya di perairan akan meningkatkan gelombang tinggi air laut yang membahayakan pelayaran.
Saat terjadi hujan lebat terutama ketika diluar ruangan masyarakat perlu waspada terhadap jarak pandang yang pendek, angin kencang, hujan dan petir.
Daerah rawan banjir juga perlu waspada agar tidak terjadi banjir.
Masyarakat di daerah aliran sungai juga waspada terhadap kemungkinan meluapnya sungai karena debit air yang meningkat.
Masyarakat perlu memperhatikan lingkungannya, potensi bencana apa yang bisa muncul terjadi.
Beberapa hari kedepan daerah di sumsel meliputi Palembang, Banyuasin, OKI, OI, Mura, Muratara berpotensi terjadi cuaca ekstrim.
Masyarakat dihimbau tetap mengupdate informasi dari BMKG karena cuaca gampang sekali berubah terutama di wilayah tropis.