Find Us On Social Media :
Koleksi museum Kraton Yogyakarta (Istimewa)

Keraton Yogyakarta Gelar Symposium Internasional dan Pameran “Jayapatra : Dedikasi Yogyakarta Bagi Bangsa”

Jumar Sudiyana - Rabu, 9 Maret 2022 | 08:17 WIB

Yogyakarta, Sonora.Id - Dalam rangka memperingati Jumenengan atau kenaikan tahta Sri Sultan HB X ke-33, Keraton Yogyakarta menggelar symposium Internasional dan Pameran dengan tema Jayapatra : Dedikasi Yogyakarta Bagi Bangsa. Pameran digelar di Bangsal Pagelaran Keraton Yogyakarta selama empat bulan kedepan mulai Selasa (08/03/2022), yang bisa disaksikan secara langsung maupun virtual.

Dalam pameran ini dihadirkan beragam arsip dan bukti sejarah peran Keraton Yogyakarta dan masyarakat dalam dinamika politik nasional. Mulai dari kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, Amanat 5 September 1945, pemindahan ibukota negara ke Yogyakarta, Agresi Militer Belanda II hingga Serangan Umum 1 Maret 1949 hingga kelahiran Republik Indonesia Serikat. Tidak dapat dipungkiri, kehadiran keraton dan masyarakat Yogyakarta dalam  dinamika politik nasional tidak dapat dipungkiri. Hal ini sebagai bentuk dedikasi Yogyakarta kepada nasional rupanya tidak dapat diukur dari Amanat 5 September 1945, namun peran-peran vital telah diwujudkan dalam berbagai hal.

Pada bidang pendidikan, Keraton Yogyakarta merintis pendidikan berbasis budaya melalui sekolah tamanan, kemudian berkembang menjadi sekolah-sekolah ala Barat. Puncaknya, kehadiran 71 sekolah partikelir pada pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VII menjadi bukti perhatian sultan atas pendidikan.

Sekolah-sekolah tersebut selanjutnya berkembang menjadi Hollandsch Inlandsche School dan mengakomodasi kebutuhan pendidikan di Yogyakarta. Estafet perjuangan di bidang pendidikan diteruskan pula oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dengan mengizinkan kawasan keraton sebagai ruang belajar Universitas Gadjah Mada.

Di sisi lain Sri Sultan Hamengku Buwono IX secara pribadi terlibat langsung dalam upaya mempertahankan kemerdekaan. Peran sultan dalam politik praktis menjadi catatan sejarah penting dari Yogyakarta untuk bangsa.

“Perjuangan ini dilanjutkan pula oleh Sri Sultan Hamengku Bawono ka. 10 dalam mempertahankan kedaulatan republik melalui praktik-praktik budaya dan reformasi di Yogyakarta. Potret pisowanan ageng pada tahun 1998 menjadi fakta atas peran sultan dalam menjaga keutuhan Republik Indonesia” kata GKR Mangkubumi.

Jayapatra berarti perjanjian kemenangan, yang mengacu pada perjuangan menempuh kemerdekaan dipenuhi dengan berbagai perjanjian hingga memenangkan sebuah kebebasan.

Payung tema ini hadir sebagai upaya menarik kembali sejarah panjang Yogyakarta sebagai kota kerajaan yang memiliki pengaruh besar atas kelahiran republik. Peran-peran di bidang pendidikan, sosial, politik, ekonomi, hingga kebudayaan selanjutnya diterjemahkan dalam masing-masing tema simposium, sekaligus sudut-sudut ruang pamer.

“Agenda ini menjadi momentum untuk kembali merefleksikan diri atas perjuangan panjang dalam merebut kemerdekaan sekaligus mengejawantahkan berbagai praktik dalam menjaga kemerdekaan. Harapannya pameran ini hadir sebagai upaya keraton dalam mengilhami generasi muda agar ‘melek sejarah’ tentang Yogyakarta dan perannya atas kelahiran republik,” tegas GKR Bendara selaku Penghageng Nityabudaya - Divisi Keraton yang berwenang atas museum dan kearsipan dalam pembukaan pameran tersebut.

Beragam bukti sejarah yang dipamerkan kali ini kami bawakan agar masyarakat tahu mengapa Yogyakarta menjadi daerah istimewa. Selain bisa disaksikan langsung, pameran Jayapatra juga dapat disaksikan secara virtual.