Jakarta,Sonora,Id - Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani mengatakan PTPN Group menghadapi tantangan dan tugas besar, terkait dengan peningkatan kinerja keuangan, pembangunan ekonomi berkelanjutan, serta kontribusi dalam ketahanan pangan nasional.
Menurut Ghani manajemen PTPN Group menjalankan serangkaian kebijakan dan langkah strategis, antara lain menerapkan Operational Excellence dan Restrukturisasi Organisasi.
Hal tersebut disampaikan Abdul Ghani saat merayakan ulang tahun ke 26 Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) beserta seluruh anak usahanya menetapkan “Bersama Meraih Juara” pada Jumat (11/2)
Tema tersebut menyiratkan semangat kebersamaan seluruh insan PTPN Group untuk menjadi Perusahaan Agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan tata kelola bisnis terbaik.
“Operational Excellence akan terus diakselerasi bersamaan dengan percepatan program Transformasi EBITDA yang sasarannya adalah mensejajarkan parameter ratio COGS to Sales dan SG&A to Sales sejajar Best Practices di Industri Perkebunan. Restrukturisasi Organisasi, Penguatan Kultur dan Kapabilitas SDM akan terus dipacu untuk memastikan sustainability perusahaan akan lebih terjaga di kemudian hari dengan terwujudnya kultur planter yang kuat dan SDM yang berdaya saing”, ujar Abdul Ghani.
Menteri BUMN Erick Thohir berharap agar PTPN Group sebagai perusahaan perkebunan pertama milik bangsa Indonesia, tetap mempertahankan kinerja positifnya dan melanjutkan program transformasi yang dijalankan.
“Hal ini penting dilakukan dalam upaya PTPN mendukung ketahanan nasional, baik di sektor pangan melalui swasembada pangan, serta di sektor energi khususnya mendukung energi baru terbarukan. Selain itu, PTPN agar melakukan inisiatif inovasi dalam perkebunan kelapa sawitnya, untuk mewujudkan industri sawit yang ramah lingkungan dan berkelanjutan” ujar Erick Thohir.
Erick menambahkan, PTPN untuk tetap membangun kemitraan strategis bersama UMKM serta petani rakyat, guna meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan bagi masyarakat khususnya para petani .
Salah satu rencana strategis Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) adalah melaksanakan Initial Public Offering (IPO) di 2022. Terkait rencana tersebut, Perseroan akan membentuk sub holding yang disebut dengan Palm Co. Bisnis yang akan melakukan IPO adalah seluruh bisnis kelapa sawit dan karet guna mendapatkan value creation tertinggi yang berasal dari konversi karet ke kelapa sawit dan adanya potensi untuk meningkatkan produktivitas pada entitas yang memiliki kinerja lebih rendah. Disamping itu juga akan diperoleh struktur kapital yang berkelanjutan serta mempertahankan fokus bisnis mengingat kelapa sawit dan karet memiliki sinergi operasional yang kuat.
“PTPN Group siap berkontribusi mewujudkan swasembada gula konsumsi pada tahun 2025, melalui sistem operational excellence, yang terdiri atas penerapan kultur teknis terbaik sesuai Standard Operational Procedure, pemanfaatan varietas unggul baru, mekanisasi panen, manajemen pengairan irigasi, drainase dan ketepatan masa tanam serta digitalisasi proses melalui e-farming. Perusahaan juga melaksanakan ekstensifikasi melalui konversi lahan, sinergi dengan Perhutani, dan kemitraan dengan Petani Rakyat”, tambah Ghani.
Menilik kinerja PTPN Group di tahun 2021 lalu, secara konsolidasi menunjukkan hasil yang baik, sehingga mampu mendapatkan laba sebesar Rp 4 trilyun rupiah dan EBITDA sebesar 13,77 trilyun rupiah.
“Kami sangat mengapresiasi dukungan yang luar biasa dari Pemegang Saham dan Pemangku Kepentingan, serta seluruh jajaran perusahaan, mulai dari Dewan Komisaris, Direksi, SEVP dan seluruh karyawan, sehingga kami merasa ketika menjalankan program Transformasi relatif tidak menemui kendala yang berarti. Hal itu menjadi sumber kekuatan bagi kami untuk secepatnya menyelesaikan seluruh tugas yang dibebankan dari Pemegang Saham. Sebagaimana pesan Bapak Presiden kepada 20 Direktur Utama BUMN di Labuan Bajo Oktober 2021 yang lalu, dimana setiap perusahaan harus memanfaatkan momentum bagi pelaksanaan Transformasi dan kami diberi waktu dua tahun untuk menuntaskannya”, tutup Abdul Ghani.