Find Us On Social Media :
Ilustrasi: Tanggapan IDI Sukoharjo atas Kejadian Penembakan Dokter Terduga Teroris (Tribun News)

Tanggapan IDI Sukoharjo atas Kejadian Penembakan Dokter Terduga Teroris

Suci Indah - Senin, 14 Maret 2022 | 16:50 WIB

Sukoharjo, Sonora.id- Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di Sukoharjo, Jawa Tengah menanggapi kabar bahwa dr. Sunardi ditembak mati karena dicurigai terlibat aksi teroris.

Terkait hal itu, Ketua IDI Sukoharjo Arif Budi Satria mengumumkan pihaknya telah melakukan pertemuan dengan pihak berwenang.

"Kemarin kami mewakili IDI Cabang Sukoharjo, saya bersama wakil kami, ketemu dengan Kapolres bersama dengan Densus 88".

"Kami memang menanyakan, tapi tidak spesifik pada pribadi beliau (Sunardi) kami lebih melihat bagaimana ke depan lagi."

"Kami fokus pada profesi, kami mengadvokasi agar tidak terjadi distorsi. Tadi juga telah dijelaskan oleh kepolisian bahwa terorisme tidak identik dengan profesi," jelas Arif dikutip dalam Kompas TV, Minggu (13/3/2022).

Sementara itu, terkait  kedekatannya dengan Sunardi, Arif mengatakan pihaknya tidak mengenalnya secara pribadi.

Pasalnya, Sukoharjo memiliki 600 anggota IDI.

"Sehingga, kami hanya mengenal beliau secara umum. Beliau (khususnya) di daerah Sukoharjo dikenal sebagai dokter sosial.

Baca Juga: Terduga Teroris Asal Sragen Ternyata Bekerja sebagai Tukang Potong Rambut di Solo

"Beliau ini kan statusnya masih aktif, beliau aktif dalam mengurus administrasi (IDI)," jelas Arif.

Mengenai peran IDI Sukoharjo terhadap anggotanya, Arif  terus menekankan agar anggota tidak terpengaruh oleh kepentingan lain.

Pertimbangan agama, kebangsaan, afiliasi etnis dengan partai politik.

"Sumpah Dokter yang nomor 9 itu, Saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, politik kepartaian atau kedudukan sosial dalam menunaikan kewajiban terhadap penderita" kata Arif.

"Kemudian yang ke 12 'Saya akan mentaati dan mengamalkan kode etik kedokteran Indonesia yang berdasarkan Pancasila'," jelas arif.

"Jadi, ketika kami (melakukan sumpah) saat menjadi dokter artinya (Sumpah tersebut) menempel di kami. Perkara kegiatan-kegiatan yang lain itu kembali masing-masing," imbuhnya.

Kombes M. Iqbal Alqudusy, Kabag Humas Polda Jateng, telah merilis kabar terkait kasusnya.Sunardi telah menarik perhatian baru-baru ini.

Pasalnya, Sunardi  ditembak mati oleh Densas 88 antiteroris pada Rabu (09/03/2022).

Ikubal menyatakan bahwa terorisme tidak ada hubungannya dengan profesi.

Ada tersangka serangan teroris sebagai petugas polisi dan juga dokter.

"Terkait dengan kasus yang kemarin, dr Sunardi. Hal (terorisme) tersebut tidak ada hubungannya dengan profesi."

"Di bawah terorisme itu (bisa saja) merambah ke semua lini."

Baca Juga: Polda Kaltim Tingkatkan Pengamanan Pasca Serangan Teroris di Mabes Polri

"Bukan hanya profesi dokter, tapi juga profesi lain juga ada."

"Bahkan dari pihak kepolisian pun juga ada, seperti kasusnya polwan kemarin, dan ada banyak (contohnya) lagi."

"Itu yang harus menjadi tugas kita bersama bahwa terorisme sudah merambah ke semua lini, semua lapisan masyarakat," terang Iqbal dikutip dari tayangan Kompas Tv, Minggu (13/3/2022).

Penembakan itu menuai reaksi publik, termasuk Ginka Ginting, pemimpin Aliansi Mahasiswa dan Aktivis Nasional  Indonesia (AMAN).

Menurut Ginka, Densus 88 pasti punya alasan kuat untuk melalui SOP dan  menembak S.

"Penembakan yang mengakibatkan meninggalnya korban yang diduga teroris itu bukan tanpa alasan jelas."

"Pasti berdasarkan data yang dimiliki oleh Densus 88 seperti apa yang diungkapan oleh Divisi Penerangan Humas Mabes Polri," kata Ginka dikutip dari Tribunnews.com, Minggu (13/3/2022).

Untuk itu, Ginka menghimbau masyarakat untuk tetap netral dan tidak salah paham.

Baca Juga: Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Sukoharjo dan Sragen Hari Ini