Bandung, Sonora.ID - Mulai Bulan Mei hingga Juni 2022, Badan Pusat Statistik (BPS) akan melakukan Sensus Penduduk (SP) Lanjutan (long form).
Sensus ini merupakan lanjutan dari Sensus Penduduk yang sudah digelar pada 2020 lalu.
Dalam sambutannya, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemprov Jabar Dewi Sartika mengatakan, Pemprov Jabar menginginkan data kependudukan Jabar dapat segera diperoleh se-update mungkin, agar ada kemudahan dalam memetakan persoalan yang timbul dengan bentuk solusi yang dihadirkan.
"Sensus penduduk'kan 10 tahun sekali, dan dengan saat ini akan banyak perubahan dan kebijakan yang dihasilkan dari sensus tahun 2020 lalu. Nah ini merupakan sensus penduduk lanjutan dari sensus 2020 yang harus terhenti karena pandemi Covid-19, ucap Dewi dalam Rapat Koordinasi dan Sosialisasi Sensus Penduduk 2020 (SP2020) Lanjutan Provinsi Jawa Barat di Bandung, Jumat (18/3/2020).
"Ini keputusan Nasional, dan kita sangat menunggu hasil dari sensus penduduk 2020 yang sudah mulai disosialisasi," tambah Dewi.
Sedangkan Kepala BPS Jabar Dyah Anugrah Kuswardani, memaparkan bahwa SP2020 lanjutan merupakan rangkaian dari agenda besar Sensus Penduduk 2020 di Indonesia.
"SP2020 lanjutan ini nantinya akan menghasilkan karakteristik penduduk dan perumahan, serta parameter demografi yang lebih lengkap, mencakup fertilitas, mortalitas, dan mobilitas," papar Dyah
Menurutnya, misi besar SP2020 lanjutan merupakan benchmark indikator kependudukan Indonesia, serta potret demografi Indonesia setelah melewati gelombang ke-2 pandemi Covid-19.
Ada pula evaluasi capaian pembangunan di bidang kependudukan pada SDGs dan RPJMD, serta dasar penentuan kebijakan pembangunan Indonesia menuju Indonesia Emas 2045.
"Dalam mencapai misi besar ini, BPS Jawa Barat nanti akan menurunkan 6.501 petugas yang akan menyasar sampel sebanyak 527.456 rumah tangga, dan akan berlangsung selama 1,5 bulan, dari Mei sampai Juni," lanjut Dyah.
Dyah menekankan data yang sudah dikumpulkan tidak akan bermakna jika tidak dimanfaatkan sebagai dasar perencanaan dan dasar pengambilan kebijakan.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Jabar Nina Susana Dewi menyampaikan materi terkait pemanfaatan data mortalitas di bidang kesehatan.
Menurutnya, data kelahiran dan kematian penting keberadaannya dalam pelaksanaan program kesehatan.
"Berbagai regulasi dan program intervensi digulirkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat," kata Nina.
Diakhir, Kepala BPS Jabar, mengajak seluruh masyarakat Jawa Barat untuk berpartisipasi dalam Sensus Penduduk 2020 lanjutan.
"Bersama, kita hasilkan data berkualitas dan memanfaatkannya sebagai pijakan dalam merencanakan, memonitor dan mengevaluasi kinerja pembangunan. Karena data mencerdaskan bangsa," pungkas Dyah.
Diketahui, Sensus Penduduk 2020 mencatat penduduk Jawa Barat pada bulan September 2020 sebanyak 48,27 juta jiwa.
Dibandingkan dengan hasil sensus sebelumnya, jumlah penduduk Jawa Barat terus mengalami peningkatan.
Dalam jangka waktu sepuluh tahun sejak tahun 2010, jumlah penduduk Jawa Barat mengalami penambahan sekitar 5,2 juta jiwa atau rata-rata sebanyak 0,44 juta setiap tahun.
Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir (2010-2020), laju pertumbuhan penduduk Jawa Barat sebesar 1,11 persen per tahun.
Terdapat pengurangan laju pertumbuhan penduduk sekitar 1,5 persen poin jika dibandingkan dengan periode 1971-1980 yang sebesar 2,61 persen.