Sonora.ID - Penyelenggaraan 144th Assembly of the Inter Parliamentary Union (IPU) di Bali banyak mendapat apresiasi dari delegasi forum parlemen dunia itu. Perhelatan acara ini pun dinilai menjadi barometer pelaksanaan event internasional.
Indonesia sebenarnya sudah beberapa kali menjadi tuan rumah forum parlemen dunia, termasuk agenda IPU. Namun dalam penyelenggaraan IPU ke-144, Indonesia lebih banyak mendapat pujian.
“Kita diapresiasi dengan sangat baik dalam menyelenggarakan IPU ke-144. Banyak yang bilang ke saya, Indonesia mampu hosting dengan baik sekalipun di masa pandemi,” kata Puan, dalam keterangan tertulis yang kami terima, Jum'at (25/03/2022).
IPU ke-144 digelar pada 20-24 November 2022 di Nusa Dua, Bali. Lebih dari 110 negara hadir dengan total delegasi sebanyak 1.000 orang.
“Saat saya pimpin Majelis IPU kemarin, mereka menyatakan ‘Oh this is really different, kami datang di tengah pandemi tapi merasa nyaman dan aman sekali’. Jadi memang sambutannya hangat,” ucapnya.
Para delegasi parlemen dunia mengungkapkan kegembiraannya. Sebagian menyatakan saat ini penyelenggaraan IPU naik kelas setelah melihat standar pelaksanaan oleh DPR RI dan menyebut Indonesia menjadi barometer baru pelaksanaan forum-forum IPU.
“Negara berkembang pun merasa bangga dengan Indonesia yang bisa menunjukkan mampu seserius ini menyelenggarakan event besar,” sebut Puan.
Bahkan Thailand menyatakan ingin mengirim tim untuk belajar dari Indonesia sebab negara tersebut sebentar lagi akan menjadi tuan rumah pelaksanaan event internasional. Puan mengatakan, DPR siap berbagi pengalaman.
“Waktu Bilateral Meeting, Thailand sampaikan mau kirim tim untuk tahu langkah demi langkah bagaimana Indonesia mempersiapkan IPU ke-144. Mereka mengakui keprofesionalan Indonesia dan saya katakan DPR siap membantu,” imbuh Puan.
Menurut Puan, DPR ingin memberikan pesan kepada dunia bahwa Indonesia mampu melaksanakan event internasional di saat pandemi Covid-19. Terutama, untuk event-event bergengsi seperti IPU.
“Kita tunjukkan eksistensi Indonesia ke dunia. Dan mereka happy serta menganggap Indonesia merupakan negara yang ramah, tapi sekaligus juga disiplin protokol kesehatan. Tentunya akan membawa pesan untuk dunia bahwa ini adalah wajah Indonesia,” papar Puan.
Lebih lanjut, mantan Menko PMK itu mengatakan kesuksesan IPU akan menjadi barometer kesuksesan event-event internasional yang akan diselenggarakan di Indonesia selanjutnya. Termasuk, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 dan Parliamentary Speakers' Summit negara-negara G20 (P20).
“IPU ke-144 menjadi tantangan untuk saya sebagai pemimpin. Karena kalau gagal nama Indonesia yang dipertaruhkan, dan ketika berhasil tentunya ini saya persembahkan untuk rakyat Indonesia. Dan saya bersyukur IPU ke-144 dianggap sukses,” jelas Puan.
Kesuksesan penyelenggaraan IPU ke-144 pun dinilai buah dari kerja bersama seluruh pihak. Puan secara khusus mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Bali yang mendapat banyak pujian dari delegasi IPU.
“Saya sampaikan rasa terima kasih kepada Pemerintah Indonesia, Pemerintah Daerah Bali, masyarakat Bali, dan tentunya untuk delegasi Indonesia dan panitia DPR RI. Gotong royong kita bersama bisa membuat pariwisata Bali kembali dipercaya setelah sebelumnya sangat terdampak pandemi,” ungkapnya.
Forum IPU ke-144 melahirkan sejumlah resolusi dan rekomendasi. Dua di antaranya adalah Deklarasi Nusa Bali sebagai komitmen parlemen dunia dalam memerangi perubahan iklim dan resolusi soal konflik Ukraina-Rusia agar mengedepankan dialog dan diplomasi.
Puan menyatakan akan membawa hasil IPU ke forum P20 Oktober mendatang agar mendapat perhatian parlemen global mengingat P20 merupakan agenda pertemuan bagi ketua-ketua parlemen negara G20.
“Hasil IPU ke-144 mewakili kepentingan berbagai parlemen di dunia, khususnya bagaimana kita memperjuangkan berbagai hal dalam isu perubahan iklim,” jelas Puan.
Keberhasilan Indonesia menyelenggarakan IPU ke-144 berkali-kali disampaikan oleh Presiden IPU Duarte Pacheco. Bahkan Pacheco sempat menyinggung agar delegasi Negara Rwanda mencontoh Indonesia sebab IPU ke-145 akan diselenggarakan di Kigali.
“Rwanda, Anda harus bekerja keras, untuk menyaingi kerja ibu Puan Maharani melihat bagaimana kesuksesan Indonesia menggelar pertemuan kali ini,” kata Duarte Pacheco dalam penutupan IPU ke-144, Kamis (24/3).
Wakil Presiden Senat Rwanda, Espérance Nyirasafari dalam sidang majelis IPU pun mengakui keberhasilan Indonesia. Ia juga memuji masyarakat Bali.
“Orang-orangnya ramah, hospitality yang baik, dan pelaksanaan sidang yang tertib. Terima kasih parlemen Indonesia atas penyelenggaram sidang majelis ini dengan berhasil,” puji dia.
Sementara itu delegasi Italia menyebut penyelenggaraan IPU ke-144 sangat fantastis dan delegasi Vietnam mengatakan IPU ke-144 merupakan sidang majelis parlemen dunia dengan kualitas tertinggi.
Lalu Sekjen IPU Martin Chungong menyatakan keberhasilan Indonesia menghelat IPU ke-144 bukan hanya terlihat dari proses pelaksanaannya saja. Tapi juga karena substansi dan gagasan yang dibawa oleh Puan pada forum ini.
“Pertemuan kali ini sangat membanggakan. Bisa terlihat dari statistik kami, dari delegasi-delegasi perwakilan 110 negara yang hadir, sebanyak 39% di antaranya adalah perempuan dan 27% merupakan anggota parlemen muda,” urai Chungong.
“Jadi pertemuan IPU sekarang sangat relevan karena melibatkan partisipasi dari berbagai kalangan. Dan gagasan-gagasan yang disampaikan Ibu Puan Maharani banyak diadopsi untuk komitmen kita parlemen dunia,” tutupnya.