Sonora.ID - Konsep Society 5.0 berpusat pada manusia dan berbasis teknologi. Dimana penggerak utama industri adalah teknologi dan masyarakat modern.
Di era teknologi dan informasi berkembang dengan pesat memiliki dampak terhadap seluruh aspek kehidupan. Salah satunya adalah aspek keamanan berupa ancaman kejahatan siber.Oleh karena itu keamanan siber mempunyai peran vital untuk mencegah terjadinya kejahatan siber.
Namun, seiring dengan berkembangnya manusia dan teknologi, keprihatinan melanda dunia akibat pandemi COVID-19.
Tak disangka-sangka, ada peluang-peluang baru untuk melancarkan ancaman-ancaman maya, baik kepada pengguna individu, perusahaan, maupun institusi pemerintahan.
Maraknya cara kerja hybrid, membuat semakin banyak perusahaan, bisnis, institusi pemerintah yang bermigrasi ke cloud.
Tanpa disadari perubahan ini membuka kesempatan baru bagi para pelaku kejahatan siber untuk melancarkan ancaman-ancaman maya yang bisa meruntuhkan laju bisnis maupun keamanan data-data penting.
Dalam beberapa dekade terakhir ini, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara positif telah berkontribusi terhadap perkembangan ekonomi global dan berdampak pada produktivitas, persaingan, dan keterlibatan warga negara yang lebih tinggi.
Akan tetapi, karena pihak pemerintah, pengusaha, dan masyarakat kini jauh lebih terkoneksi di dunia maya, beberapa tantangan terkait ancaman siber membutuhkan lebih banyak perhatian untuk mengembangkan keamanan yang telah ada agar jauh lebih kuat.
Menurut ISO (International Organization for Standardization), ISO/IEC 27032 mengutip dari sejumlah sumber, cyber security atau cyberspace security adalah preservasi dari kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan informasi di cyberspace.
Baca Juga: Paling Jago Luncurkan Serangan Cyber, Ternyata Inilah 3 Negara dengan Hacker Paling Ditakuti