Jakarta, Sonora.ID - Satuan pendidikan vokasi, baik SMK, perguruan tinggi vokasi maupun lembaga kursus dan pelatihan, telah banyak mencetak SDM kompeten yang siap bersaing hingga global, terlebih pascapandemi.
Salah satu bidang pendidikan vokasi yang turut meningkatkan percepatan pemulihan ekonomi Indonesia adalah bidang kemaritiman baik formal maupun nonformal.
“Keberhasilan pendidikan vokasi bidang kemaritiman ini dibuktikan melalui lulusan yang benar-benar menjawab dan memenuhi tantangan dunia kerja maritim level internasional,” ujar Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Wikan Sakarinto di Jakarta, Senin (18/4).
Pasalnya, ketautsesuaian dengan mitra nasional dan luar negeri, telah semakin mengarahkan kurikulum.
Baca Juga: Bakamla RI Zona Maritim Barat Terima Kunjungan Atase ABF Kedubes Australia
Selain itu, sistem pembelajaran pendidikan vokasi untuk menciptakan lulusan yang kompeten, terampil, unggul, berdaya saing, serta tentunya berstandar internasional.
“Ratusan SDM lulusan kampus vokasi kemaritiman, serta ratusan hingga bahkan ribuan SDM lulusan lembaga kursus dan pelatihan vokasi kemaritiman terserap dengan cepat oleh perusahaan-perusahaan pelayaran dan perkapalan luar negeri,” tutur Wikan.
Ia mencontohkan, dari sekian banyak kampus vokasi, SMK maupun Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) bidang kemaritiman di Indonesia, di antaranya terdapat dua institusi yang mencetak capaian-capaian yang berkelas dunia, yakni Politeknik Maritim Negeri Indonesia (Polimarin) dan LKP Overseas Training Center (OTC) Bali.
Dirjen Wikan mengatakan, Polimarin berhasil mencetak SDM maritim yang unggul melalui kerja sama dengan DUDIKA, sehingga memperoleh output para alumni yang berkompeten sesuai kebutuhannya.
Lebih lanjut Wikan menjelaskan, keterlibatan DUDIKA dalam program “link and match” tersebut terdiri atas;
- input di mana industri meminta kriteria dan standar SDM yang mereka inginkan
- process yakni industri terlibat dalam membangun kurikulum serta mendidik mahasiswa sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan
- output di mana industri terlibat dalam menentukan capaian pembelajaran, bahkan profil lulusan sesuai bidang keahlian dan penempatan di industri nantinya
- outcome, yakni Polimarin dan DUDIKA membangun sistem yang berkelanjutan.
“Dalam program yang dilaksanakan selama 12 bulan ini, Reederei Nord turut memberikan fasilitas uang saku mencapai US$480 setiap bulan bagi mahasiswa,” terang Wikan.
Salah satu alumni yang telah magang dan bergabung kembali (re-join) adalah Anwar Adi Prasetyo.
“Tak hanya Anwar, lima rekannya juga sudah mendapatkan jadwal untuk pemberangkatan ke kapal Reederei Nord dengan rotasi dan tujuan pelabuhan yang memungkinkan untuk proses boarding atau sign-on.
Pendidikan Vokasi Jenjang Nonformal Terus Bersinar
Selain pendidikan formal, pendidikan vokasi nonformal pun terus bersaing dalam mencetak SDM yang siap pakai di dunia usaha, industri maupun kerja (DUDIKA).
Adapun pola kerja sama yang dilakukan LKP tersebut, yakni dengan penempatan kerja luar negeri melalui beberapa pola.
Tercatat, pada tahun ini penempatan CPMI untuk perusahaan di darat luar negeri (landbase) maupun kapal pesiar (seabase) terserap sebanyak 500 hingga 1.000 orang.