Find Us On Social Media :
Wakil Ketua Partai Gelombang Rakyat Indonesia Fahri Hamzah (kanan) didampingi Ketua IJTI Jabar Iqwan Sabba (kiri) di Sekretariat IJTI Jabar, Minggu (24/4/2022) ()

Dugaan Monopoli Tiket Capres 2024, Fahri Hamzah: Kita Harus Bereskan Tiket Palsu

Indra Gunawan - Senin, 25 April 2022 | 13:05 WIB
 
Sonora.ID - Saat melakukan kunjungan ke Sekretariat Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Jawa Barat, Minggu (24/04/2022) kemarin, Wakil Ketua Partai Gelombang Rakyat Indonesia, Fahri Hamzah mengungkapkan, tiket calon Presiden di Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 mendatang sudah ada ditangan para oligarki. 
 
Padahal, seharusnya tiket capres ini diambil dari perolehan suara pemilu terbaru yakni tahun 2024 melalui perolehan suara parpol. 
 
"Kita harus bereskan tiket palsu atau tiket kadaluwarsa itu, setelah itu baru masalah electoral threshold pada pemilu terbaru di 2024 itu," ucap Fahri di Bandung.
 
Fahri mengatakan threshold dari hasil pemilu legislatif 2024 akan menjadi tiket baru. Karena, lanjut Fahri, electoral threshold itu syarat kemenangan bukan syarat maju menjadj capres. 
 
"Di seluruh dunia itu tidak ada threshold dijadikan syarat maju menjadi capres, tapi syarat kemenangan. Kalau syarat maju seperti di Amerika melalui konvensi dari tingkat bawah sampai tingkat tertinggi," paparnya. 
 
Ini berbeda dengan Indonesia, lanjut Fahri, sebuah partai tanpa syarat bisa mencalonkan pada putaran pertama.
 
Baca Juga: Yakin Akan Mendongkrak Perolehan Suara Pemilu 2024, Partai Nasdem Jabar Gaet Puluhan Purnawirawan
Dengan demikian tidak ada calon dari independen, semua capres mengunakan kendaraan partai politik. 
 
"Akan menjadi rumit (calon independen), pakaikan partai politik. Karena partai politik juga ingin memenangi sebagai bentuk keterpilihan dari masyarakat," tegasnya.
 
Dengan demikian, kata Fahri, semua bisa maju melalui partai politik hasil pemilu terbaru di 2024.
 
Tiket terbaru inilah yang membuat semua pihak yang diunggulkan bisa diusung oleh partai politik untuk maju di capres 2024. 
 
"Ini membuat Kang Emil (Gubernur Jabar) bisa maju, Khofifah maju, Pak Edi dari Sumut bisa maju, (wakil) dari Lombok bisa maju, dan ketua Umum saya, pak Anis Matta juga bisa maju. Ini yang muda-muda yang kasihan, mereka tidak punya tiket. Makanya tarung dulu di putaran pertama, boleh jadi ada ide terbaik. Nah nanti di putaran kedua terpilih jadi dua orang, ini saripatinya,' tegas Fahri. 
 
Fahri tidak mengkhawatirkan banyaknya calon yang akan ikut bakal calon presiden dari partai politik yang terverifikasi hanya beralasan kandidat.  
 
"Jadi santai saja, itu ada caranya kok," pungkasnya.
 
Baca Juga: Persiapan Pemilu dan Pemilihan 2024, Kapolda Riau Jalin Koordinasi dengan KPU Riau