Find Us On Social Media :
ilustrasi sapi (Pixabay)

Kandungan Metana Pada Kentut Sapi Penyebab Pemanasan Global

Farhan R Nugraha - Kamis, 12 Mei 2022 | 21:05 WIB

Sonora.ID - Kehidupan yang semakin padat membuat banyaknya penggunaan kendaraan bermesin semakin banyak dari kendaraan roda dua, empat dan sebagainya.

Tidak hanya penggunaan kendaraan yang semakin banyak tetapi juga gaya-gaya bangunan yang semakin modern seperti penggunaan kaca-kaca pada dinding atau atap sehingga bangunan terlihat lebih luas dan dapat memiliki pandangan lebih luas.

Tetapi penggunaan kendaraan bermesin serta rumah kaca membuat pemanasan global sehingga dapt berpengaruh buruk terhadap kehidupan, karena dapat mempengaruhi perubahan iklim menjadi tidak teratur, suhu udara yang lebih panas dan juga disertai kekeringan pada daerah-daerah tertentu karena cuaca yang panas.

Tetapi siapa sangka bahwa salah satu hal terbesar yang dapat menyebabkan hal tersebut terjadi atau semakin parah bukan disebabkan oleh dua hal yang sudah disebutkan.

Baca Juga: 7 Negara yang Paling Panas di Dunia, Ada yang 50 Derajat Celcius

Hal terbesar yang menjadi penyumbang pemanasan global yaitu disebabkan oleh kentut sapi atau yang juga disebut emisi bovine. Karena dalam kentut sapi terdapat kandungan metana dimana kandungan tersebut lebih kuat dibandingkan karbon dioksida, buka hanya membuat panas jadi lebih terperangkap pada atmosfer tetapi metana ini juga penyebaran panasnya lebih cepat dibanding dengan gas yang ditimbulkan dari gas rumah kaca.

Bukan hanya kentutnya saja yang berbahaya tetapi juga sendawa yang dihasilkan sapi, hal itu karena pada saat sapi bersendawa mereka mengeluarkan kandungan amoniak dimana kandungan tersebut berbahaya karena mengangkut polutan yang dapat menjadi penyebab turunnya hujan asam.

Tidak hanya mengangkut polutan ke atmosfer, kandungan amoniak ini berbahaya bagi kesuburan tanah dan bagi hewan air ini merupakan racun.

Maka dari itu selain memelihara ternak untuk pemenuhan kebutuhan pangan kita juga harus memerhatikan kelestarian lingkungan hidup.

Baca Juga: 5 Kota di Dunia yang Akan Tenggelam karena Pemanasan Global, Ada Jakarta?

Hal itu kini sudah teratasi dengan penelitian yang dilakukan oleh Direktur Pusat Makanan Dunia, Ermias Kebreab dimana penelitiannya memberikan hasil bahwa pada pemberian makan pada ternak perlu diberikan tambahan rumput laut yang dimana dengan mengkonsumsi pakan tersebut dapat mengurangi kembung dan sendawa pada sapi.

Yang membuat gas yang dikeluarkan oleh sapi yang kemudian diterima atmosfer minim akan metana sebanyak 82 persen.

Penelitian tersebut dilakukan karena juga merupakan salah satu rencana PBB untuk memotong emisi metana pada dekade ini untuk menghindari pemanasan global beberapa waktu ini.