Solo, Sonora.ID - Setelah sempat berhenti selama 2 tahun akibat pandemi, pada Minggu (15/05/22) Pemerintah Kota Solo mengadakan kembali Solo Car Free Day.
Sepanjang jalan Slamet Riyadi hingga kawasan Jendral Sudirman nampak ramai warga Solo. Entah pejalan kaki atau pun yang membawa sepeda.
Solo Car Free Day ini dibuka pukul 06.00 WIB, antusiasme warga sangat terlihat karena dari mulai dibuka sudah tumpah ruah di jalan.
Semakin siang makin banyak warga Solo yang datang ke event CFD dengan berjalan kaki dari arah Timur ke Barat dan sebaliknya.
Baca Juga: 177 Reklame Tak Bayar Retribusi, PemKot Solo Akan Tindak Tegas
Salah satu peserta CFD, Deni Dwi (57) asal Mojosongo mengatakan dirinya senang dengan adanya event ini. Dirinya datang bersama istrinya.
“Senang, karena memang biasanya saya kesini dengan keluarga untuk main tenis meja dan istri biasanya senam.” Ungkapnya.
Untuk tenis sendiri, dirinya biasa bermain di depan Hotel Dana. Sehingga dengan adanya Solo Car Free Day ini, dirinya bisa bermain tenis kembali.
Deni mengaku mengunjungi CFD ini menggunakan sepeda.
Selain masyarakat biasa, nampak hadir Walikota Solo, Gibran Rakabuming. Rupanya kedatangan Walikota Solo tersebut menarik perhatian masyarakat yang mengikuti event CFD tersebut.
Gibran nampak dikerubungi warga untuk sekedar dimintai foto bahkan ada yang meminta untuk dibuatkan kata-kata dan merasa tidak terganggu dengan hal itu.
Setelah berkeliling dengan sepeda di kawasan CFD, Walikota Solo ini kembali ke rumah Dina di daerah Loji Gandrung.
Tampak pemandangan Gibran memborong es krim untuk dibagikan kepada anak-anak yang berada di sekitar rumah Dinas tersebut.
Baca Juga: Imbas Dugaan Korupsi Taspen, Ndalem Pangeran Keraton Solo Disita Kejagung
Selain membagikan es krim, Gibran juga membagikan buku tulis, susu kotak dan mainan.
Rupanya kegiatan Walikota Solo membagikan susu kotak dan mainan ini sudah menjadi kebiasaannya ketika bertemu anak-anak.
“Tadi banyak bocah-bocah (anak-anak) ya udah biar makan es krim,” ungkapnya.
Mungkin memang sudah menjadi rezeki, pedagang es krim, Karno mengaku tidak menyangka bahwa es krimnya akan habis diborong oleh Gibran. Dirinya mengaku jika jualannya hari itu laku dengan harga Rp. 800.000,-.