Find Us On Social Media :
Foto : Menparekraf saat kuliah umum SBM ITB secara daring, Senin (23/5/2022) / Dok. Humas SBM ITB ()

Menparekraf Ajak Mahasiswa SBM ITB Promosikan Pariwisata Indonesia

Indra Gunawan - Selasa, 24 Mei 2022 | 11:19 WIB

Bandung, Sonora.ID - Dalam sebuah kuliah umum SBM-ITB yang digelar secara daring, Senin (23/5/2022), Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, Sandiaga Salahudin Uno, mengajak mahasiswa untuk berkolaborasi mempromosikan pariwisata Indonesia.

"Silahkan, anda membuat komentar, satu paragraf saja tentang media sosial Parekraf. Komentar yang terbaik akan saya ajak berkunjung ke salah satu dari 5 destinasi super prioritas, seperti Danau Toba, Borobudur, Likupang, Mandalika, dan Labuan Bajo," ucap Sandiaga.

Sandiaga juga menitikberatkan tentang tiga komponen keberhasilan revitalisasi sektor pariwisata melalui metode yang disebut 3G, yang terdiri dari Gercep, Geber, dan Gaspol.

“Gercep adalah kependekan dari Gerak Cepat, yang berarti bahwa pemimpin harus memiliki kemampuan untuk memutuskan solusi yang cukup baik dengan cepat daripada menunda-nunda untuk solusi yang sempurna," tuturnya.

Baca Juga: Menparekraf: Desa Wisata Jadi Destinasi Favorit saat Libur Lebaran

"Geber, kependekan dari Gerak Bersama, menekankan pentingnya bekerja sama dan beradaptasi terhadap keadaan baru. Terakhir, Gaspol mendorong para pemimpin untuk bekerja pada semua faktor potensial untuk sukses,” papar Sandiaga di depan 120 mahasiswa MBA yang hadir.

Dirinya juga menjelaskan bahwa pemimpin harus tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu.

Dalam sesi diskusi dan tanya jawab dari para mahasiswa MBA Kampus Jakarta, Sandiaga membahas pertanyaan tentang Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.

Menurutnya, strategi pengembangan IKN akan menggunakan konsep Ecotourism untuk membangun ekonomi kreatif.

“Idenya adalah untuk membangun smart green city dimana terdapat lahan hijau, menggunakan teknologi untuk pengembangan dan berkolaborasi dengan banyak pihak. Di IKN, kita bisa membuat 40 desa wisata. Untuk funding, kami akan menerapkan hanya 10% dari pemerintah dimana sisanya akan didanai oleh sektor swasta,” ucapnya.