Find Us On Social Media :
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy (Biro Hukum, Persidangan, Organisasi dan Komunikasi Kemenko PMK RI)

Menko PMK: Gotong Royong Pentahelix Contoh Baik Penanganan Bencana di Indonesia

Saortua Marbun - Selasa, 24 Mei 2022 | 11:31 WIB

Bali, Sonora.ID - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyebut, Indonesia memiliki kearifan lokal untuk menghadapi berbagai situasi dan ancaman bencana di sekitarnya melalui budaya, bangunan, peralatan tradisional, maupun upaya melestarikan alam.

“Kita sangat berpengalaman dalam memanfaatkan dan menggunakan potensi kearifan lokal yang ada di masyarakat,” ungkap Menko PMK pada Opening Ceremony World Reconstruction Conference (WRC) ke-5 di BICC Bali, Senin (23/5).

Salah satu potensi lokal yang dapat dijadikan contoh baik dalam penanganan bencana di Indonesia ujar Menko PMK ialah gotong royong pentahelix, yakni partisipasi pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan media.

Baca Juga: Menko PMK: Pelayanan RS Udayana Mumpuni, Peralatan Perlu Segera Ditingkatkan

Muhadjir menjelaskan secara geografis dan geologis, Indonesia rentan bencana karena terletak di zona pertemuan lempeng-lempeng besar dunia. Sebagai negara yang berada di ring of fire, Indonesia memiliki potensi bencana yang tinggi.

“Kejadian bencana di Indonesia mendorong kami belajar dari pengalaman dalam membangun ketahanan secara kolaboratif yang dapat kami bagikan kepada delegasi-delegasi GPDRR,” tandas Menko PMK.

Ia juga mengungkapkan Indonesia perlu waspada terhadap bencana non-alam dan bencana hidrometeorologis yang dipicu perubahan iklim global. Dimana, menurut World Risk Report 2021, Indonesia berada di urutan ke-38 dari 181 negara yang berisiko bencana.

Oleh karena itu Menko PMK mengatakan, banyaknya kejadian bencana di Indonesia membuat Pemerintah Indonesia lebih antisipatif. Kebijakan rehabilitasi dan rekonstruksi masa pemulihan yang dilakukan mencakup proses penyelenggaraan, sumber pendanaan dan pengelolaan bantuan bencana, maupun peran-serta bantuan lembaga Internasional dan lembaga asing nonpemerintah.

“Pemulihan bencana meliputi sektor perumahan, infrastruktur, sosial, ekonomi, dan lintas sektor,” kata Menko PMK.

Lebih lanjut Muhadjir mengatakan pembelajaran yang dapat dipetik dari Indonesia adalah pentingnya penerapan prinsip build back better safer dan sustainable dengan memasukkan unsur mitigasi dalam pemulihan bencana.