Semarang, Sonora.ID - Waroeng Semawis lahir pada peringatan 600 tahun pendaratan Cheng Ho atau Sam Poo Kong pada tahun 2004 di kota Semarang.
Awalnya diadakan sebagai 'Pasar Imlek Semawis' tiga hari sebelum Malam Tahun Baru setiap tahun Cina pada waktu itu.
Sehingga hingga kini, nama Waroeng Semawis disebut juga dengan Pasar Semawis, sebuah nama yang sangat menggambarkan suasana tempat ini sebagai “pasar”.
Pasar Imlek merupakan tradisi belanja segala macam kebutuhan menjelang Tahun Baru Imlek yang saat itu ditetapkan sebagai hari libur nasional atas prakarsa Presiden Abdurrahman Wahid.
Baca Juga: Sejarah Kota Lama Semarang
Dua tahun kemudian, Waroeng Semawis menjadi acara rutin di Pecinan Semarang pada akhir pekan.
Kata “Semawis” sendiri merupakan kata Jawa yang halus (kromo inggil) untuk kota Semarang, namun juga digunakan sebagai singkatan dari “Semarang untuk Pariwisata” oleh penyelenggara Waroeng Semawis yaitu Kopi Semawis (Komunitas Wisata Pecinan Semarang).
Dibuka setiap hari Jumat, Sabtu, dan Minggu pada pukul 18.00 hingga 23.00 WIB, Waroeng Semawis menempati lokasi pada Jalan Gang Warung di daerah Pecinan kota Semarang.
Bagi pengunjung asing yang berada di kawasan Semarang dapat mencari lokasi Waroeng Semawis dengan mencari di Jalan Gajah Mada kemudian berjalan menuju perempatan Jalan Depok menuju Jalan Wahid Hasyim (kawasan Kranggan) hingga melewati sebuah gapura besar bergaya China yang bertuliskan “Pecinan Semarang”.
Setiap Minggu larut malam saat Waroeng Semawis berlangsung, beberapa ruas jalan di Pecinan ditutup di salah satu ujungnya, yaitu Jalan Gang Besen, Gang Tengah, Gambiran, Gang Belakang dan Gang Baru. Jalan-jalan ini dapat digunakan untuk parkir bagi pengunjung Waroeng Semawis.
Baca Juga: Sejarah Kelenteng Sam Poo Kong, Kelenteng Terbesar Di Kota Semarang
Karena terletak di tengah Pecinan, Waroeng Semawis dikelilingi oleh bangunan-bangunan tua yang menambah suasana kuno.
Dari sebelas kelenteng besar yang ada di Semarang, sepuluh di antaranya berada di kawasan Pecinan ini, bersama dengan kelenteng Sam Poo Kong yang berada di luar kawasan Pecinan, tepatnya di kawasan Simongan.
Kesepuluh Klenteng yang ada di Pecinan adalah Hoo Hok Bio, Siu Hok Bio, Tay Kak Sie, Kong Tik Soe, Tong Pek Bio, Liong Tek Hay Bio, Hok Bio, See Hoo Kong, Wie Wie Kiong, dan Kelenteng Grajen; dimana masing-masing memiliki nilai dan sisi historisnya.