Medan, Sonora.ID - Di triwulan I tahun 2022 ekonomi Sumatera Utara (Sumut) tumbuh 3,90 % (yoy) dan hal tersebut meningkat dari triwulan IV pada tahun 2021, dan tahun 2022 (triwulan I) ini, ekonomi masyarakat kembali pulih setelah pandemi Covid-19 yang memuncak pada tahun 2021 lalu.
Dari sisi pengeluaran, ekspor mencatat pertumbuhan tertinggi dan secara net tumbuh mencapai 4,07 % (yoy).
Hal ini dikatakan Kepala Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Sumatera Utara Doddy Zulverdi, saat melakukan kegiatan Bincang bareng Media (BBM), di Gedung bank Indonesia perwakilan SUmut jalan Balai Kota Medan, Selasa (31/5/2022).
Doddy mengatakan, perekonomian Sumut Tahun 2022 diprakirakan lebih tinggi dari Tahun 2021. Perekonomian Sumatera Utara tahun 2022 diprakirakan tumbuh lebih tinggi dengan kisaran 3,5-4,3 persen.
Bahkan, konflik geopolitik yang masih terus belanjut dan koreksi Purchasing Manager’s Index (PMI) negara mitra dagang utama seperti Tiongkok, USA, dan Uni Eropa menjadi hal yang perlu diwaspadai.
"Akan tetapi, semakin pulihnya mobilitas dan membaiknya daya beli akan mendorong konsumsi masyarakat. Tetap tingginya harga komoditas utama serta berlanjutnya program PEN juga diprakirakan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara tahun 2022 lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya," katanya.
Baca Juga: BI Pertahankan BI7DRR 3,50 Persen, Agar Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2022 Tetap Kuat
Pulihnya ekonomi masyarakat menjadi faktor pertumbuhan ekonomi Sumut pada triwulan I-2022, selain low based effect pada tahun sebelumnya.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara, Doddy Zulverdi menjelaskan, dari sisi pengeluaran, ekspor mencatat pertumbuhan tertinggi, dan secara net tumbuh mencapai 4,07 persen.
Sementara dari sisi lapangan usaha, sektor perdagangan mengalami pertumbuhan tertinggi dan terdapat dua sumber pertumbuhan baru ekonomi yaitu sektor transportasi dan jasa keuangan.
"Adapun beberapa indikator ekonomi di Sumatera Utara seperti hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), Survei Penjualan Eceran (SPE), hingga hasil liaison Bank Indonesia terus menunjukkan perbaikan dan mengindikasikan perekonomian yang akan tetap tumbuh. Optimisme berlanjutnya pemulihan ekonomi juga terlihat dari perkembangan penyaluran kredit yang meningkat didukung dengan risiko kredit yang membaik," katanya.
Baca Juga: BI Pertahankan BI7DRR 3,50 Persen, Agar Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2022 Tetap Kuat