Sonora.ID - Batang serai atau sereh biasa ditemukan dalam pembuatan masakan di Nusantara. Selain itu, sereh kadang juga digunakan dalam teh, jamu, hingga pengharum ruangan.
Ketika digunakan untuk pengobatan, serai dapat diminum, dioleskan pada kulit, atau dihirup sebagai pengobatan aromaterapi.
Ketika diminum, serai sering digunakan untuk menenangkan ketidaknyamanan perut dan masalah pencernaan lainnya termasuk kram dan muntah.
Serai dapat membantu mencegah pertumbuhan beberapa bakteri dan ragi. Serai juga mengandung zat yang diduga dapat meredakan nyeri dan bengkak, menurunkan demam, meningkatkan kadar gula dan kolesterol dalam darah, merangsang rahim dan melancarkan aliran menstruasi, serta memiliki sifat antioksidan.
Serai kemungkinan aman bagi kebanyakan orang bila dikonsumsi dalam jumlah khas yang ditemukan dalam makanan.
Namun, mungkin ada beberapa kekhawatiran ketika menggunakannya untuk tujuan pengobatan.
Digunakan secara topikal, serai dapat menyebabkan iritasi kulit. Selain itu, mengonsumsi serai dalam jumlah tinggi dapat menyebabkan pusing, kantuk, mulut kering, buang air kecil berlebih, dan nafsu makan meningkat.
Minyak atsiri serai dalam jumlah tinggi dapat merusak selaput lendir hati dan lambung, menurut Pusat Kanker Memorial Sloan Kettering, dan asupan teh serai yang berlebihan juga dapat mempengaruhi fungsi ginjal.
Pusat medis juga memperingatkan bahwa ibu hamil harus menghindari serai karena bahan-bahan tertentu dalam serai menyebabkan cacat lahir pada tikus jika dikonsumsi dalam jumlah banyak.
Selain itu, orang yang menjalani kemoterapi harus menghindari serai karena dapat mengganggu tindakan beberapa agen kemoterapi.
Baca Juga: Ya Ampun Pantes Hipertensi, Ternyata Golongan Darah B Paling Hobi Marah-marah