Sonora.ID – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin sidang kabinet paripurna bersama para menteri Kabinet Kerja, dengan salah satu yang dibahas yaitu terkait mendorong produksi pangan Indonesia.
Menurut Jokowi, pemerintah telah mengalokasikan anggaran untuk sektor pangan senilai Rp92,3 triliun pada tahun ini.
"Tahun 2022 ini Rp92,3 triliun. Gede banget loh ini," ujar Presiden Jokowi dalam paparannya mengawali Sidang Kabinet Pqripurna, yang berlangsung di Istana Negara, Jakarta, Senin (20/06/2022).
Sehingga Jokowi menilai, alokasi tersebut merupakan kesempatan Indonesia untuk manfaatkan peluang dari krisis pangan dunia.
"Kita gak ada waktu. Ini kesempatan kita untuk memafaatkan peluang karena krisis pangan dunia," tegasnya.
Jokowi menjelaskan, dari alokasi sektor pangan tersebut, diberikan kepada kementerian dan lembaga (K/L) sebesar Rp36,6 triliun.
Beberapa kementerian yang dimaksud, seperti Kementerian Pertanian (Kementan), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dan Kementerian PUPR.
"Kementerian Pertanian Rp14,5 triliun, KKP Rp6,1 triliun, Kementerian PUPR Rp15,5 triliun, dan kementerian lain Rp600 miliar," ungkap Jokowi.
Sisanya, anggaran pangan masuk di belanja non K/L sebesar Rp33,38 triliun dan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) sebesar Rp21,9 triliun.
Lebih dirinci, Jokowi memaparkan, pemerintah juga menganggarkan subsidi untuk pupuk sebesar Rp25,3 triliun, belanja cadangan beras Rp3 triliun, stabilitas harga pangan Rp2,6 triliun, dan cadangan subsidi pupuk Rp2,9 triliun.
"Ini gede sekali. Ini harus jelas ke mana manfaatnya apa. Kita dalam posisi suasana dunia yang sedang tak pasti dan tidak baik," jelas Kepala Negara.
Presiden Jokowi pun meminta Kementerian PUPR untuk membangun banyak embung dan irigasi di sejumlah daerah, untuk mengantisipasi ancaman ketahanan pangan di Tanah Air.
"Sekarang saya minta Menteri PU, kalau berkaitan urusan pangan, bendungan besarnya kan dalam proses, semua 61 bendungan, sudah selesai 29 bendungn, tahun ini tambah lagi 9 bendungan rampung. Ini mungkin mulai masuk ke hal-hal kecil yang langsung bisa masuk ke rakyat, Pak Menteri. Embung yang bisa langsung dimanfaatkan, mungkin memang gak mencakup luasan yg gede tapi harus yang banyak. Kemudian irigasi-irigasi yang langsung masuk seperti kita lihat di NTT konkret, dan langsung produksi," kata Kepala Negara.
Presiden Jokowi berharap, produksi pangan Indonesia yang terus ditingkatkan, dan tidak bergantung pada impor, Indonesia dapat turut membatu negara lain.
"Kalau kita bisa mengeksplor itu, kita bisa bantu negara lain, tapi ya (negara lain) bayar," tandasnya.