Palembang, Sonora.ID – Pakar Komunikasi Lingkungan UIN Raden Fatah Palembang, Yenrizal mengungkapkan penyebab terus terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumsel setiap tahun dikarenakan kurang optimalnya pencegahan yang dilakukan oleh pihak terkait.
Hal ini diungkapkannya ketika ditemui disela-sela Festival Komunikasi yang digelar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, UIN Raden Fatah Palembang, Selasa (21/06).
Bahkan, dikutip dari Kompas.tv (30/05) sejak Januari hingga April 2022, tercatat luasan lahan terbakar di Sumsel sudah mencapai 240 hektar.
Yenrizal menuturkan, tidak kuatnya antisipasi yang dilakukan oleh pemegang kebijakan dalam hal ini pemerintah menjadi faktor fenomena karhutla terus terjadi setiap tahun.
Baca Juga: Luapan Sungai Sake Meluber Hingga Ke Pemukiman Warga di Musi Banyuasin, Sumsel
"Antisipasi kita memang tidak cukup kuat dalam mengatasi fenomena ini, misalnya saja ditengah kondisi hujan saat ini seharusnya pihak terkait bersiap-siap melakukan langkah antisipasi agar pada saat musim kemarau nanti tidak terjadi karhutla. Tapi nyatanya, hal itu tidak dilakukan," ungkap Yenrizal.
Selain itu, Ia juga menyarankan supaya Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di daerah-daerah yang rawan karhutla supaya mencanangkan program-program agar daerah tersebut terbebas dari karhutla.
"Beberapa program yang dapat dilakukan misalnya pemberdayaan masyarakat, inovasi teknologi terapan dan pembuatan sekat kanal. Apalagi pada musim hujan saat ini, program tersebut seharusnya dilakukan secara maksimal," tutupnya.
Baca Juga: Ketua PGRI Sumsel Tegas Menolak Penghapusan Tenaga Honorer!