Sonora.ID - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan lima hal dalam bidang kesehatan yang ingin dicapai Indonesia saat memegang presidensi G20.
Kelima target tersebut adalah Pertama, terbentuknya financial intermediary fund yang merupakan dana cadangan untuk mengatasi pandemi.
“Alhamdulillah dengan bantuan Bu Retno, Bu Sri Mulyani sama-sama kita bertiga sudah berhasil membentuk fund ini dan sudah lebih dari USD1 billion yang di-commit oleh beberapa negara dan institusi di fund ini,” ujar Menkes dalam keterangan pers yang disiarkan dikanal Youtube resmi Sekretariat Presiden, Senin.
Kedua, Indonesia dan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) juga telah berdiskusi terkait penggunaan dana yang ada di dalam pendanaan tersebut agar dapat dimanfaatkan secara adil dan cepat.
Budi menjelaskan WHO akan mengambil posisi di depan untuk dapat menentukan negara dan orang-orang yang perlu mendapatkan prioritas jika terjadi pandemi berikutnya,
“Pentingnya juga kerja sama antara pemerintah dan swasta karena hampir semua produsen dari vaksin, obat-obatan, dan juga alat kesehatan adalah pihak swasta,” tutur Budi.
Baca Juga: Sekjen Kemnaker: India Dukung Indonesia Sukseskan Presidensi G20
Ketiga, yang ingin dicapai adalah terkait integrasi dari lab genome sequence di seluruh dunia yang dapat mengidentifikasi adanya virus varian baru maupun bakteri baru.
“Kita sudah duduk Bersama dua kali agar bagaimana kita bisa mengintegrasikan data yang tersebar dari lab,” ucapnya.
Kemudian keempat, Indonesia juga ingin mengharmonisasi standar perjalanan, baik berupa sertifikat vaksin maupun sertifikat testing sehingga apabila terjadi lagi pandemi tidak mengganggu pergerakan orang maupun barang.
“Standar ini menggunakan WHO, sudah pilot project-nya jalan, dan sudah lebih dari 30 negara yang paling besar kemarin Brazil dengan European Union jadi seluruh anggotanya sudah mengikuti program inisiatif dari Indonesia ini,” ucap Budi.
Kelima, Indonesia juga ingin melakukan standarisasi pengembangan vaksin utamanya yang menggunakan teknologi terbaru sehingga ketersediaan dan akses vaksin di seluruh dunia dapat merata.
Budi menuturkan, saat ini sudah ada sejumlah negara yang siap untuk berpartisipasi, antara lain Afrika Selatan, Brazil, Argentina, India, dan Indonesia.
“Kita harapkan round pertama ini kita bisa mencapai milestone yang cukup baik sehingga nanti round kedua meeting menteri kesehatan di bulan Oktober kita bisa memfinalisasi semua deliverables secara konkret sehingga nanti pada saat leaders’ meeting di bulan November kelima hal yang tadi ingin kita capai sudah selesai,” tuturnya.