Find Us On Social Media :
Webinar Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB) yang diselenggarakan secara daring di Jakarta, Kamis (23/6). (Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat, Sekjen Kemendikbudristek)

Praktisi Mengajar: Kolaborasi Praktisi dan Akademik Tingkatkan Kompetensi Mahasiswa

Saortua Marbun - Sabtu, 25 Juni 2022 | 18:30 WIB

Sonora.ID - Praktisi Mengajar menjadi salah satu program Merdeka Belajar yang telah diluncurkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) beberapa waktu lalu. Dengan berkolaborasi bersama antara kampus dan praktisi, program ini diharapkan dapat melahirkan lulusan-lulusan yang kompeten dalam bidang akademik maupun profesional di dunia industri.

“Kita ingin para lulusan mempunyai paket lengkap baik secara akademik maupun profesional di dunia industri agar siap pakai, siap kerja, dan siap berwirausaha,” disampaikan Direktur Sumber Daya, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek, Sofwan Effendi dalam webinar Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB) yang diselenggarakan secara daring di Jakarta, Kamis (23/6).

Lebih lanjut dikatakan Sofwan, dalam program Praktisi Mengajar, mahasiswa akan mendapatkan pengalaman langsung dari praktisi profesional sesuai bidangnya.

"Jadi mahasiswa bukan hanya mendapatkan kompetensi akademik, kepakaran, cara berpikir, cara pemecahan problem, tetapi juga langsung dihadapkan pada problem riil dari pengalaman yang disiapkan atau disampaikan oleh para praktisi yang dihadirkan di kampus,” tutur Sofwan.

Baca Juga: Bertemu Gubernur DIY, Sesjen Kemendikbudristek Bahas International Olympiad In Informatics

Untuk dapat bergabung menjadi pengajar, praktisi bisa mengajukan pendaftaran ke perguruan tinggi dan program studi (prodi) yang dipilih sesuai kebutuhan serta kompetensi melalui laman praktisimengajar.id. Selanjutnya, dosen di perguruan tinggi juga dapat mengajukan permintaan praktisi yang dibutuhkan.

Sofwan menegaskan bahwa program ini merupakan program kolaborasi antara akademik dengan praktisi bukan pesaing atau mengganti. 

“Jadi intinya dosen dan praktisi akan saling berkolaborasi dan melengkapi, bukan mengganti. Selain mendidik dan membimbing mahasiswa dari sisi keilmiahannya di kelas, dosen juga membutuhkan pengalaman di dunia industri. Begitupun dengan praktisi, mereka juga membutuhkan ilmu yang melandasi kompetensinya,” ujar Sofwan. 

Sebagai bentuk dukungan, Kepala Program Praktisi Mengajar, Gamaliel Waney telah bekerja sama dengan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) di seluruh Indonesia agar dapat bergabung dalam Program Praktisi Mengajar. Selain itu, ia juga mengundang institusi-institusi di industri dari perusahaan-perusahaan besar.

“Kami mengundang jejaring-jejaring praktisi lewat asosiasi dan komunitas, dan kami sangat terharu sekali melihat bagaimana respon-respon positif dari praktisi di bidang budaya. Itu sangan positif sekali,” ungkapnya.