Find Us On Social Media :
ementasan dan Pelatihan Tari Jawa Gambyong Pangkur serta Gamelan yang digelar bekerja sama dengan Dharma Wanita Persatuan (DWP) KBRI Tokyo di kediaman Duta Besar Republik Indonesia di Tokyo, Rabu (29/6). (BKHM Kemendikbudristek)

Pentas, Latihan Tari dan Gamelan Jawa Rebut Hati Generasi Muda Jepang

Saortua Marbun - Jumat, 1 Juli 2022 | 11:15 WIB
 
Sonora.ID - Diplomasi budaya memiliki peran penting dalam hubungan internasional karena budaya adalah sarana yang dapat menjadi wadah manusia untuk memahami satu sama lain. Pertukaran budaya memberi kesempatan untuk saling menghargai titik kesamaan dan perbedaan antar bangsa.
 
Hal ini disampaikan Atase Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia di Tokyo, Yusli Wardiatno, dalam acara Pementasan dan Pelatihan Tari Jawa Gambyong Pangkur serta Gamelan yang digelar bekerja sama dengan Dharma Wanita Persatuan (DWP) KBRI Tokyo di kediaman Duta Besar Republik Indonesia di Tokyo, Rabu (29/6).
 
Dilanjutkan Yusli, pertukaran budaya dapat menjadi jembatan yang baik bagi anak-anak muda kedua negara untuk terus meningkatkan kerja sama di bidang pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi. Selain itu, pemajuan kebudayaan Indonesia yang didorong KBRI Tokyo juga sejalan dengan semangat Merdeka Berbudaya yang digelorakan Kemendikbudristek.
 
“Diplomasi budaya juga berguna untuk memperkuat hubungan Indonesia dan Jepang dan menarik masyarakat Jepang untuk berkunjung ke Indonesia, dan harapannya dapat membawa dampak baik bagi kesejahteraan dan kemajuan ekonomi Indonesia dari sektor pariwisata dan kebudayaan,” terang Atdikbud Yusli. 
 
Baca Juga: Jangan Sampai Salah, Mulai Sekarang Jumlah Provinsi di Indonesia Bertambah 3, Ini Daftar 37 Provinsi Lengkap dengan Ibu Kotanya
 
Pementasan tari, dijelaskan Atdikbud Yusli, merupakan bagian dari pertemuan daring Asia Pacific Ladies Friendship Society (AFLS) melalui media pertemuan virtual Zoom Meeting yang diikuti oleh lebih dari 60 peserta. 
 
Selaku tuan rumah, DWP KBRI Tokyo menampilkan Tari Gambyong Pungkur diiringi iringan gamelan secara langsung dan juga menyuguhkan paparan informasi terkait budaya, antara lain pembuatan batik, nasi goreng, dan daerah tujuan wisata di Indonesia seperti Likupang dan Candi Prambanan dan Borobudur. Ketua DWP KBRI Tokyo, Nuning Heri Akhmadi, menyambut seluruh peserta dan memberikan paparannya tentang budaya Indonesia.
 
 “Indonesia memiliki kekayaan budaya dan bahasa yang beragam, tapi memiliki persatuan yang kokoh. Setidaknya Indonesia punya 718 bahasa daerah, menurut Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi,” ucap Nuning. 
 
Selain itu, Nuning juga mengajak seluruh peserta berkunjung ke Indonesia. Alasannya,
Indonesia memiliki kekayaan alam dari pegunungan hingga pantai, kekayaan kuliner, tarian, musik, dan sastra yang luar biasa.
 
Ia pun berharap pelatihan hari ini membekas kuat di hati peserta muda Jepang. Ke depan, KBRI Tokyo akan berupaya menyediakan wadah apabila generasi muda Jepang mau lebih dalam berlatih tarian atau musik tradisional Indonesia.
 
Baca Juga: Dengan Berani Presiden RI Dihadapan Putin, Jokowi: Indonesia Tak Akan Keinginan Lain Kecuali Perang Usai
 
Dalam kesempatan ini, puluhan siswa yang berasal dari Sekolah Menengah Atas (SMA) Meikei–Tsukuba dan sejumlah mahasiswa asal Keio University dan Kanda Institute of Foreign Language (KIFL), mendapatkan pelatihan cara menari, bermain gamelan, dan setelahnya diajak menampilkan tarian dengan iringan gamelan. 
 
“SMA Meikei merupakan sister school dari SMA Pradita Dirgantara, Solo, sedangkan Keio University dan KIFL memiliki program pengajaran Bahasa Indonesia,” tutur Atdikbud Yusli. 
 
Atdikbud Yuski mengaku bahagia dan bangga menyaksikan menyaksikan antusiasme generasi muda Jepang dalam mengenal dan mempelajari Budaya Indonesia. Ia juga mengapresiasi komitmen para guru dan dosen pendamping yang ikut hadir menyaksikan acara pelatihan.
 
“Sungguh membahagiakan melihat anak-anak muda Jepang penuh semangat berlatih tarian dan cara bermain gamelan Jawa. Tidak hanya itu, mereka pun menyukai nasi goreng dan kue jajan pasar tradisional yang disuguhkan. Pengenalan kuliner dan budaya Indonesia diharapkan semakin membuat mereka lebih mencintai Indonesia ke depan sehingga akan menargetkan Indonesia sebagai tujuan wisata mereka,” harap Yusli.