Sonora.ID - Setibanya Kapal Republik Indonesia (KRI) Dewaruci di Dermaga Madura, Koarmada II, Surabaya pada Jumat (1/7), 38 Laskar Rempah yang dinamai tim Cendana, pada esok harinya, Sabtu (2/7) diajak menjajaki jejak Jalur Rempah yang ada di Trowulan, Mojokerto.
Museum Majapahit Trowulan, Candi Tikus, Candi Bajang Ratu, dan Candi Kedaton/Brahu yang pada masa silam berfungsi sebagai pintu masuk ke Majapahit, menjadi bukti keberadaan peradaban Kerajaan Majapahit yang dikunjungi para Laskar Rempah di Trowulan.
Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Restu Gunawan mengatakan dari peninggalan sejarah di Trowulan, diketahui bahwa Kerajaan Majapahit sangat kaya akan rempah-rempahnya.
Melalui kunjungan ini, menurut Restu, Laskar Rempah bisa melihat berbagai peninggalan purbakala baik itu berupa candi, gapura, dan ribuan peralatan rumah tangga seperti terakota dan keramik.
Baca Juga: Laskar Rempah Mengenal Cengkeh sebagai Tanaman Budidaya dan Budaya
“Hampir di seluruh desa di Kecamatan Trowulan didapati temuan-temuan arkeologis zaman Majapahit. Jarang masyarakat tahu akan kejayaan seperti ini, dan belum pernah melihat langsung. Kami berharap, mereka (Laskar Rempah) dapat menyiarkan kembali informasi yang didapatkan hari ini,” ujar Restu dalam sambutannya pada acara penutupan Muhibah Budaya Jalur Rempah 2022 di Mojokerto, pada Sabtu malam (2/7).
Sementara itu, Pamong Budaya Ahli Utama Kemendikbudristek, Siswanto mengutarakan kaitannya Jalur Rempah dengan Kerajaan Majapahit.
Menurutnya, Majapahit merupakan pusat peradaban dengan unsur kenegaraan, ekonomi dan politiknya pada zaman itu, di mana akhirnya rempah Indonesia menjadi rebutan bangsa asing.
“Salah satu relief rempah yang ditemukan arkeologi pada abad ke-14 di Candi Penataran Blitar adalah lada. Hal ini dikarenakan adanya prasasti yang menyebutkan tentang perdagangan lada. Sehingga bisa dikatakan, salah satu perdagangan besar yang dilakukan Majapahit pada kala itu adalah lada,” katanya Siswanto.
Dalam acara penutupan Muhibah Budaya Jalur Rempah 2022 ini, Walikota Mojokerto Ika Puspitasari menyambut gembira kedatangan Laskar Rempah ke Rumah Rakyat Mojokerto dengan jamuan makan malam dan atraksi seni budaya bertema “Spirit of Majapahit”.
Selain jamuan makan malam, acara ini dilengkapi dengan permainan tradisional Elingpiade dan iringan musik.
Pada esok harinya, Minggu (03/07), para Laskar Rempah juga menyusuri Kali Brantas yang sejak dulu merupakan salah satu jalur perdagangan utama di wilayah Jawa Timur.
Dalam kunjungan ini, para Laskar Rempah disambut dengan Tari Lenggang Kali Brantas, sebuah tarian yang menggambarkan tentang lika-liku Sungai Brantas dengan aliran air yang terkadang tenang dan terkadang juga deras.
Hal ini dapat dilihat melalui gerakan-gerakan tari yang mengalir, lincah, riang gembira, dan tegas.
Seperti diketahui, Sungai Brantas mempunyai fungsi yang sangat penting bagi masyarakat di sekitarnya, khususnya Pulau Jawa bagian timur.
Baca Juga: Muhibah Budaya Jalur Rempah Mantapkan Rencana Pemda Ternate Bangun Pusat Studi dan Riset Rempah
Sungai ini sejak dulu merupakan salah satu jalur perdagangan utama di wilayah Jawa Timur.
Dari segi perekonomian, keberadaan Sungai Brantas yang mengaliri sawah-sawah perkebunan masyarakat sangat membantu, mulai dari bidang pertanian sampai perdagangan.
Sungai Brantas juga mengalir sampai ke pedalaman-pedalaman wilayah kerajaan. Oleh karena itu, sungai ini sangat ramai dilalui para pedagang sejak zaman dahulu.
Sebelum pulang ke daerahnya masing-masing pada Senin (4/7), Restu berharap program Muhibah Budaya Jalur Rempah dapat menginspirasi para Laskar Rempah untuk menyebarluaskan narasi Jalur Rempah, baik dari sudut pandang kejayaan Nusantara pada masa lampau hingga penggunaan Jalur Rempah untuk masa depan bangsa.
“Pengalaman tak terlupakan ini membuka mata mereka akan kekayaan Indonesia dari segi keragaman budaya sumber daya dan keindahan alam,” ucap Restu.