Tangkapan layar kegiatan Festival Generasi Pancasila yang digelar Kemendikbudristek.
(Dok. BKHM Kemendikbudristek)
Acara yang mengusung tema “Pelajar Pancasila Bangga Punya Pancasila” tersebut bertujuan untuk memperkuat karakter Pancasilais yang dibangun sejak dari lingkungan keluarga.
Sebagai rangkaian kegiatan Festival Generasi Pancasila, Puspeka menggagas gelar wicara yang menghadirkan narasumber dari kalangan pejabat
Kemendikbudristek serta kelas daring dengan narasumber praktisi untuk berbagi kisah inspiratif seputar perjalanan hidup mereka menerapkan nilai-nilai Pancasila, terutama dalam meraih cita-cita.
Salah satu nilai Pancasila yang ditekankan oleh para narasumber adalah gotong royong, khususnya berkaitan dengan keterlibatan orang tua serta anggota keluarga untuk mendukung keberhasilan anak di masa depan.
Festival Generasi Pancasila yang digelar hari ini, Selasa (5/7), terbagi ke dalam tiga kelas bagi peserta didik jenjang PAUD, TK, SD, SMP, dan SMA/SMK.
Pertama, Kelas Generasi Dongeng dengan peserta usia dua s.d. delapan tahun dengan pemateri Kak Iwan, pendongeng dan pemerhati dunia anak, dan psikolog Ayoe Sutomo.
Kedua, Kelas Generasi Kreatif dengan peserta usia 9 s.d. 13 tahun yang diisi oleh Stella Nau, pendiri NTT Muda.
Ketiga, Kelas Generasi Mandiri dengan peserta usia 14 s.d. 18 tahun dengan pemateri Made Pandhu, pendiri akun kegelisahART.
Dalam sambutannya untuk membuka Festival Generasi Pancasila, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim menyampaikan bahwa pendidikan karakter bukan hanya tugas para guru di sekolah tetapi juga orang tua di rumah.
“Perilaku yang baik dan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila perlu menjadi kebiasaan, dan kebiasaan itu harus mulai dibangun sejak dini, mulai dari rumah,” tegasnya.
“Saya berpesan kepada Ibu dan Bapak orang tua agar terus menjadikan lingkungan rumah sebagai ruang belajar yang aman untuk anak-anak kita,” pesan Menteri Nadiem
Lebih lanjut, Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemendikbudristek, Franka Makarim menjelaskan betapa penting peran keluarga dalam perjalanan hidupnya meraih kesuksesan.
“Saya selalu yakin bahwa tidak ada mimpi yang tidak mungkin selama kita punya niat yang kuat untuk meraihnya. Selain itu, dukungan dari orangtua, keluarga, dan teman-teman juga merupakan hal yang sangat penting,” ujarnya sebagai salah satu narasumber dalam gelar wicara “Tidak Ada Mimpi yang Tidak Mungkin”.
Franka Makarim mengungkapkan bahwa dirinya mendapat dukungan luar biasa dari keluarga besarnya sejak kecil.
Menurut Franka, keluarga adalah elemen pendukung yang sangat penting bagi tumbuh kembang anak.
Oleh karena itu ia berharap agar orang tua dapat memahami apa yang menjadi keinginan anak-anaknya, dan mendampingi mereka dalam suka duka meraih cita-cita.
“Arahkan dan berikan dukungan, terutama saat anak-anak kita menghadapi kesulitan atau kegagalan,” ujarnya.
Untuk menutup penyampaiannya, Franka Makarim tidak lupa untuk berpesan kepada generasi muda agar selalu berbuat baik kepada sesama serta menghargai dan menghormati orang lain siapa pun dan di mana pun, karena tidak ada keberhasilan yang bisa dicapai sendirian.
Pada kesempatan yang sama, Sesjen Kemendikbudristek Suharti juga membagikan pengalamannya belajar dan bekerja dengan penuh semangat seraya terus menjalin persahabatan dan menguatkan gotong royong dengan teman-temannya ketika masih duduk di bangku sekolah.
“Hal tersebut membantu saya menggapai cita-cita, mendapatkan beasiswa untuk S1, S2, dan S3. Kalau saya bisa, kalian pasti juga bisa,” pesan Suharti memberikan semangat kepada para peserta Festival Generasi Pancasila.
Sementara itu, psikolog Ayoe Soetomo mengutarakan bahwa peran keluarga, khususnya dalam hal ini orang tua, sangatlah penting dalam tumbuh kembang seorang anak dalam menjadi Pelajar Pancasila.
Baca Juga: Lama Terlena, Seberapa Parah Kondisi Covid-19 di PPKM Level 2 Ini? “Peran keluarga dalam tumbuh kembang anak tentunya sangat besar sekali, karena semuanya dimulai dari keluarga. Tentunya keluarga atau orang tua perlu memiliki konsep tentang bagaimana keluarga ini akan dibawa dan kemudian nilai-nilai apa yang harus dimiliki oleh keluarga. Harapannya nilai tersebut adalah nilai kebaikan seperti nilai Pelajar Pancasila,” ucap Ayoe.
Lebih lanjut, Ayoe menuturkan bahwa profil Pelajar Pancasila perlu menjadi pondasi bagi setiap keluarga agar anak-anak Indonesia dapat menjadi generasi yang sehat, cerdas, berprestasi, kreatif, dan mandiri.
“Sehingga mereka ini siap untuk bersaing dan menjadi generasi Indonesia yang hebat. Semuanya memang mulai dari keluarga. Keluarga memberikan contoh yang baik, implementasi dengan nilai-nilai yang baik, sehingga kebiasaan-kebiasaan baik itu akan tumbuh pada anak,” ujar Ayoe.
Peran penting orang tua dalam tumbuh kembang anak ditekankan lebih lanjut oleh pemateri Kelas Kreatif, Stella Nau.
Pendiri NTT Muda tersebut menekankan bahwa untuk mewujudkan generasi Pancasilais, selain anak-anaknya yang belajar, orang tua juga harus memiliki semangat untuk belajar.
Menurutnya, orang tua dan anak-anak harus sama-sama belajar untuk menjadi generasi bangsa yang memiliki karakter sesuai profil Pelajar Pancasila.
Melalui Festival Generasi Pancasila,
Kemendikbudristek menekankan kembali pentingnya keterlibatan aktif orang tua dan keluarga dalam mewujudkan Pelajar Pancasila yang bangga dengan Pancasila dan siap menjadi pemimpin bangsa Indonesia di masa depan.