Bogor, Sonora.ID - Pemerintah kota Bogor meminta semua unsur terus menggencarkan edukasi kepada masyarakat tentang Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan.
"Masyarakat harus diberi edukasi terkait dengan kondisi dan bagaimana cara mengatasinya. Perlu diberi informasi pula bagaimana masyarakat bisa membeli hewan kurban," kata Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim saat mengunjungi Rumah Potong Hewan (RPH) Bubulak di Kelurahan Bubulak, Kecamatan Bogor Barat.
Berdasarkan data Siagapmk.id per 5 Juli 2022 penyakit mulut dan kuku sudah menyebar ke 21 provinsi dan 231 kota atau kabupaten.
Sebanyak 318.006 ekor hewan ternak dilaporkan sakit di mana 2.021 di antaranya mati dan 3.489 ekor dikenakan potong bersyarat, sementara hewan yang sembuh sebanyak 107.096 ekor.
Baca Juga: Sapi Terpapar PMK, Peternak di Bali Diupayakan akan dapat Kompensasi
Oleh karena itu, dengan berbagai cara, kata Dedie, pesan akan wabah PMK harus tersampaikan dengan baik pada masyarakat.
Bukan tanpa tindakan, pemerintah bersama dengan unsur terkait sudah melakukan berbagai langkah.
Pertama, edukasi agar pemahaman masyarakat terhadap PMK itu lebih memadai dan dipahami.
"Kedua, kami melakukan pemetaan dan monitoring. Dimana saja kira-kira potensi terjadinya PMK dan kemudian kita lakukan treatment. Ketiga, kami juga melakukan vaksinasi dan pemberian obat-obatan kepada hewan yang masih sehat," sambungnya.
Baca Juga: Kasus 1.000 Ekor Ternak Terjangkit PMK, Pemkab Sragen Tutup Pasar Hewan
Dengan langkah - langkah tersebut, menurut Dedie, semua hewan kurban tak berpotensi terpapar. Sehingga bisa dipastikan pula hewan tersebut layak untuk dikonsumsi.
Termasuk pembentukan Satuan Tugas (Satgas) PMK tingkat kota hingga ke wilayah terkecil.
Untuk itu, Dedie memastikan masyarakat bisa lebih tenang menghadapi Idul Adha. Sekaligus tidak ada kekhawatiran untuk membeli hewan kurban karena kesehatannya sudah terjamin.
"Kami sangat ketat dan berkeinginan tidak terjadi atau meluas PMK di Kota Bogor. Makanya kami membentuk satgas, edukasi, monitoring, pengawasan di lapangan dengan tujuan agar tidak semakin meluas. Yang pasti ada hewan sakit yang ditangani secara klinis. Dan hewan sehat yang harus kita jaga kesehatannya agar tidak terjangkit," kata Dedie.