Find Us On Social Media :
Ilustrasi Susu (freepict.com)

Awas, Minum Susu Bisa Sebabkan Kanker, Mitos Atau Fakta?

Kumairoh - Kamis, 7 Juli 2022 | 15:45 WIB

Sonora.ID - Susu selama ini menjadi minuman favorit anak-anak hingga orang dewasa. Hal itu karena susu bisa dibuat menjadi berbagai minuman.

Tak hanya sebagai minuman saja, susu juga kerap diolah menjadi yoghurt, keju, atau saus pasta, dan lain sebagainya.

Melansir Helathline, beberapa penelitian menunjukkan bahwa susu dapat melindungi terhadap kanker, sementara yang lain menunjukkan bahwa susu dapat meningkatkan risiko kanker.

Susu adalah cairan kompleks yang mengandung berbagai macam senyawa bioaktif. Beberapa dari mereka dapat melindungi terhadap kanker, sementara yang lain mungkin memiliki efek samping.

Dalam banyak kasus, apa yang sapi makan sering mempengaruhi kualitas nutrisi dan sifat kesehatan susu mereka.

Baca Juga: AJAIB, Udah Umur 70 Tahun Tapi Tangan Tak Keriput, Ternyata Ini Rahasia Dibaliknya Cukup Pakai Segelas Susu, Ini Cara Penggunaannya

Misalnya, susu dari sapi yang dipelihara di padang rumput yang memakan pakis mengandung ptaquiloside, senyawa tanaman beracun yang dapat meningkatkan risiko kanker perut

Hampir semua penelitian manusia tentang hubungan antara susu dan kanker bersifat observasional. Mereka tidak dapat membuktikan bahwa produk susu menyebabkan penyakit, hanya mengkonsumsi susu yang dikaitkan dengannya.

Meskipun buktinya beragam, sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi produk susu dapat mengurangi risiko kanker kolorektal atau kanker usus besar.

Tak hanya itu, Satu studi Islandia menunjukkan bahwa konsumsi susu yang tinggi selama awal kehidupan dapat meningkatkan risiko kanker prostat lanjut di kemudian hari.

Meski demikian, Dalam sebuah studi dari Pusat Ilmu Kesehatan Universitas Texas di Houston (UTHealth), para peneliti tidak menemukan hubungan yang signifikan antara lemak susu (lemak jenuh yang ditemukan dalam susu, keju, mentega, dan yogurt) dan penyebab kematian.

Lebih khusus lagi, mereka tidak menemukan hubungan antara lemak ini dengan penyakit jantung dan stroke.