Sonora.ID - Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat menyelenggarakan Pelatihan Guru Utama Revitalisasi Bahasa Daerah untuk tunas Bahasa Ibu Jenjang SD di Hotel Sutan Raja, Soreang, pada tanggal 5-8 Juli 2022.
Kegiatan ini menindaklanjuti rapat koordinasi revitalisasi bahasa daerah yang telah dilaksanakan sebelumnya.
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), E. Aminudin Aziz menyampaikan motivasi dan apresiasi atas pengabdian dan komitmen semua peserta pelatihan dalam mengimplementasikan program revitalisasi bahasa daerah.
Lebih lanjut, Kepala Badan Bahasa menjabarkan strategi yang harus ditempuh agar program revitalisasi ini berhasil.
Kedua adalah ruang kreativitas untuk para siswa. Mereka diberikan peluang kreatif dalam pengembangan minatnya.
Kepala Balai Bahasa Jawa Barat, Syarifuddin menyampaikan rasa syukurnya karena kegiatan ini dapat terlaksana sebagai tindak lanjut dari hasil rekomendasi rapat koordinasi yang sudah disepakati antara Balai Bahasa Jabar dengan dinas pendidikan kabupaten/kota se-Jawa Barat, para pengawas, dan maestro/pakar.
“Saya mengucapkan terima kasih semua pihak yang telah mendukung program revitalisasi bahasa daerah terutama kepada Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa yang senantiasa memberikan arahan dan bimbingannya sehingga para pihak yang terlibat dapat menjalankan program dengan baik,” ucapnya.
Indonesia Jadi Tuan Rumah Peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional
Lebih lanjut, Aminudin Aziz menjelaskan bahwa alasan UNESCO menyetujui usulan Badan Bahasa ini dikarenakan program revitalisasi bahasa daerah yang diusung Indonesia memiliki konsep yang berbeda dengan negara-negara lain yang melakukan kegiatan serupa.
“Ini merupakan sebuah terobosan baru karena kegiatan revitalisasi yang kita usung melibatkan semua unsur pengguna bahasa daerah, baik itu yang berbasis sekolah maupun masyarakat,” imbuhnya.
Kepala Badan Bahasa mengungkapkan bahwa di beberapa daerah di Indonesia ada yang belum memasukan bahasa daerah sebagai pelajaran muatan lokal (mulok) bagi peserta didiknya.
Pada kesempatan ini, dirinya juga mengingatkan agar seluruh tokoh dan pemangku kebijakan dapat berkolaborasi dengan baik dalam penerapan praktik revitalisasi bahasa daerah.