Find Us On Social Media :
Ilustrasi isi bensin (Pertamina)

Jika Tidak Subsidi, Segini Harga Asli Solar dan Pertalite Seharusnya

Fernando Oktareza - Jumat, 8 Juli 2022 | 15:45 WIB

Palembang, Sonora.ID – Penguatan harga dan penurunan suplai minyak mentah global diakui turut berdampak terhadap harga keekonomian BBM dan elpiji di Indonesia.

Hal ini diungkapkan, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati ketika melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta.

Dilansir dari Kompas.com, Nicke mengatakan, penurunan suplai global terjadi karena turunnya kemampuan produksi negara OPEC+, terutama Libya dan Ekuador.

"Kalau kita melihat harga keekonomian dengan peningkatan harga minyak dan gas ini juga meningkat tajam," kata Nicke.

Baca Juga: 3 Fakta di Balik Melemahnya Rupiah hingga Tembus di Angka Rp15.000 per USD

Berdasarkan formulasi perhitungan yang dilakukan oleh Pertamina pada Juli 2022, harga keekonomian Solar adalah Rp 18.150 per liter.

Sedangkan untuk Pertalite memiliki harga keekonomian sebesar Rp 17.200 per liter.

Pada saat ini, Pemerintah melakukan subsidi yang cukup besar terhadap harga BBM dan elpiji yang dijual lewat Pertamina.

Apabila harga keekonomian Solar adalah Rp 18.150 per liter namun harga jual masih Rp 5.150 per liter, itu artinya pemerintah harus membayar subsidi Solar sebesar Rp 13.000 per liter.

Sementara untuk Pertalite harga keekonomian di angka Rp 17.200 per liter dengan harga jual Rp 7.650 per liter, akibatnya pemerintah harus menyubsidi sebesar Rp 9.550 per liter.

Untuk Pertamax harga keekonomiannya sebesar Rp 17.950 per liter, harga jualnya Rp 12.500 per liter, sehingga pemerintah melakukan subsidi sebesar Rp 5.450 per liter.