Find Us On Social Media :
Ilustrasi inflasi. (Pexels)

PM Inggris Mundur, Mantan PM Jepang Di Tembak! Rupiah dan IHSG Tidak Terpengaruh, Justru Menguat Bersamaan

Eric Indra Cipta - Jumat, 8 Juli 2022 | 18:10 WIB
Sonora.ID - Kinerja mata uang rupiah pada penutupan perdagangan akhir pekan ini membaik setelah sempat tertahan selama 2 hari di level 15.000 per US Dolar.
 
Rupiah diperdagangkan di kisaran level 14.957 per US Dolar pada perdagangan sore, atau membaik dibandingkan sehari sebelumnya di level 15.006 per US Dolar.
 
Sementara itu, IHSG ditutup menguat 1.32% di level 6.740,22. Penguatan IHSG mengikuti penguatan di sejumlah bursa di asia maupun global.
 
Di mana pelaku pasar masih menaruh harapan akan pemulihan data ekonomi AS di minggu depan, yang setidaknya bisa mengurangi tekanan pada pasar keuangan global seiring dengan tingginya laju tekanan inflasi belakangan ini.
 
"Di akhir pekan ini, setidaknya ada sejumlah kejutan yang pada dasarnya cukup potensial menimbulkan fluktuasi pada pasar keuangan. Salah satu yang menjadi fokus pasar adalah pengunduran diri PM Inggris Boris Johnson yang justru di respon dengan penguatan kinerja bursa di inggris. Dan satu lagi yang terbaru, penembakan terhadap mantan perdana menteri Jepang Shinzo Abe. Namun bursa di Nikkei sejauh ini masih berada di zona hijau," ujar Benjamin Gunawan selaku Analis Keuangan Sumatera Utara dalam wawancara singkatnya.
 
Baca Juga: Jelang Idul Adha, Puan Minta Pengawasan di Tempat Penjualan Hewan Kurban Diperketat

Benjamin menjelaskan, mundurnya PM Inggris dan insiden penembakan PM Jepang pada dasarnya dinilai sebagai ketidakstabilan politik yang berpotensi mengganggu aktifitas ekonomi dunia.

"Terlebih ketidakstabilan tersebut justru terjadi disaat kondisi ekonomi global terancam resesi, ada inflasi tinggi, hingga tensi geopolitik yang masih panas," terangnya.
 
"Terlebih lagi jika ketidakstabilan politik justru terjadi di Negara dengan ekonomi besar. Jika memburuk dan mengganggu aktifitas ekonomi. Masalah tersebut sangat potensial memberikan tekanan pada perekonomian nasional. Apalagi Jepang dan Inggris ini juga mitra dagang strategis Indonesia. Tetapi sejauh ini IHSG dan Rupiah tidak terpengaruh terhadap dua kejadian tersebut," kata Benjamin.
 
Sementara itu, harga emas dunia dalam sepekan terjungkal. Emas yang sempat diperdagangkan di level $1.800-an per ons troy akhir pekan lalu.
 
Saat ini harganya justru terpuruk dikisaran $1.736 per ons troynya. Isu kenaikan bunga acuan Bank Sentral AS di bulan ini perlu diwaspadai.
 
Mengingat bunga acuan US Dolar yang naik berpotensi memicu tekanan pada harga emas. Sejauh ini logam mulia tersebut ditransaksikan di level 837 ribuan per gram.