Find Us On Social Media :
Media Update Terkait Perkembangan Perekonomian Jawa Barat di Kabupaten Bogor, Jumat (8/7/2022). (Sonora.ID/Indra Gunawan)

Empat Rekomendasi BI Jabar Hadapi Tekanan Inflasi

Indra Gunawan - Senin, 11 Juli 2022 | 10:30 WIB

Bandung, Sonora.ID - Ada empat rekomendasi yang dihadirkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Barat (Jabar) untuk mendukung pemulihan ekonomi dan mengantisipasi potensi terjadinya tekanan inflasi.

"Berbagai rekomendasi ini adalah wujud sinergi dan kolaborasi Bank Indonesia dengan berbagai pihak. Pertama, koordinatif merespon potensi stagflasi dunia dan tekanan inflasi yang tinggi, melalui penguatan strategi kebijakan 4K, yaitu ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, keterjangkauan harga dan komunikasi efektif dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID)," papar Herawanto dalam Media Update terkait Perkembangan Perekonomian Jawa Barat di Kabupaten Bogor, Jumat malam (8/7/2022).

"Komunikasi dengan TPID ini untuk menjaga kepastian ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi pangan di Jabar didukung oleh penerapan teknologi serta ketersediaan sistem informasi yang memadai," ucapnya lagi.

Untuk rekomendasi kedua, kata Herawanto, adalah menjaga perbaikan kinerja ekspor dan investasi Jabar di tengah tekanan stagflasi global, seperti memberi dukungan dengan kemudahan dan insentif ekspor terutama pada komoditas potensial di luar yang ada seperti perikanan dan maritim serta pertanian di Jabar Selatan yang perlu didukung dengan konektivitas yang baik.

Selain itu, upaya meningkatkan efisiensi industri hulu hilir, optimalisasi substitusi bahan baku impor dan pemanfaatan limpahan order dari negara pesaing melalui penetrasi ceruk pasar baru ke pasar potensial seperti Australia dan Arab Saudi untuk komoditas electronic vehicle perlu ditingkatkan lebih lanjut.

Baca Juga: Perkembangan Inflasi Provinsi Sumatera Selatan Juni 2022

"Jabar saat ini masih mencatatkan kinerja ekspor yang positif dan makin membaik dengan pertumbuhan sebesar 17,73 persen di Mei 2022," paparnya.

Kondisi ini juga didukung dengan indikator Prompt Manufacturing Index (PMI) Jabarvyang tercatat sebesar 59,9.

"Ini mencerminkan geliat pelaku industri manufaktur pada fase ekspansif. Dan ini juga memberikan kesempatan bagi bergeraknya sektor perdagangan yang di antaranya ditunjukkan oleh data yang dirilis Gaikindo bahwa adanya peningkatan mobil dalam negeri yang tumbuh 5,03% (yoy), diiringi terbukanya pasar ekspor baru seperti Australia dan Timur Tengah," imbuhnya.

Rekomendasi ketiga, lanjut Herawanto, dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi perlu memanfaatkan potensi berkembangnya sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru di Jabar, seperti optimalisasi sektor maritim dan industri kreatif creator games.