Find Us On Social Media :
Dampak krisis Sri Lanka bangkrut, antrean warga mengular untuk membeli elpiji di Colombo, 23 Mei 2022.(AFP/ISHARA S KODIKARA) ()

Sri Lanka yang Dulu Kaya dan Serba Ada Kini Membeli Gas Untuk Masak Saja Tak Berdaya

Alifia Astika - Selasa, 12 Juli 2022 | 11:26 WIB

Sonora.ID - Sri Langka bukan lagi diambang keambrukan namun juga telah dinyatakan bangkrut.

Krisis menjadi salah satu alasan Sri Langka memasuki gerbang kebangkrutan hingga membuat demo berjilid-jilid menghantui negara tersebut.

Banyak masyarakat Sri Lanka yang masuk ke istana presiden dan temukan setumpuk uang tunai hingga membuat keadaan semakin memanas,

Sementara Presiden  Sri Lanka tidak berada dikediamannya dan diduga telah kabur sebelum masa berhasil memasuki istana.

Padahal dahulu Sri Lanka adalah salah sau negara yang cukup kaya.

Baca Juga: Hasto: Indonesia Harus Punya Daya Tahan dari Ancaman Krisis Pangan

Bahkan Sri Lanka memiliki PDB perkepala sebanding dengan Filipina dan membuat iri India serta banyak tetangga di Asia Selatan.

Saat belum mengalami krisis hampir seluruh masyarakat Sri Lanka mampu membeli gas. Akan tetapi kini sudah tak memiliki daya dan masyrakat beramai-ramai pindah ke kayu bakar.

Salah satu sosok penebang kayu bernama Seliah Raja (60) mulai kebanjiran orderan dan tak sanggup lagi memenuhi pesanan yang menumpuk.

"Sebelumnya kami hanya punya satu pelanggan--restoran yang memiliki oven berbahan bakar kayu--tetapi sekarang ada begitu banyak (pembeli), kami tidak dapat memenuhi permintaan," ungkapnya kepada AFP dilansir dari Kompas.com.