Sonora.ID - Bhuta Enjek Pupu (Sang Bhuta Anja-anjal) adalah salah satu jenis Bhuta Kala atau mahkluk halus di Bali yang dikatagorikan sebagai "ancangan setra" yaitu mahkluk halus pengikut dari Ida Bhatara Pengulun Setra (Dewa Penguasa Kuburan) yang bertugas menjaga daerah sekitar kuburan tempat kremasi mayat di Bali. Wujud dari hantu ini cukup menyeramkan, hanya berwujud sebuah potongan kaki manusia yang berukuran sangat besar.
Menurut penuturan para penglingsir di Bali, wujud Enjek Pupu hanya terdiri atas paha sampai kaki, hanya kaki saja tanpa badan. Ketika berjalan, enjek (injakan) telapak kakinya menimbulkan suara atau bunyi yang halus dan berirama, dan mampu merindingkan bulu roma. Selain di kuburan, Enjek Pupu Biasanya muncul malam hari, mengitari pekarangan rumah yang tidak berpenghuni menyusuri tembok.
Asal Mula hantu kaki ini dijelaskan dalam Lontar Andhabhuwana, disebutkan bahwa ketika Dewi Durga membangkitkan seisi kuburan untuk dijadikan pengikutnya, dari sebuah kaki mayat yang terpisah dari tubuhnya tercipta sesosok iblis yang dikenal sebagai Bhuta Anja-anja atau lebih dikenal dengan Enjek Pupu, sedangkan tubuh mayat yang hanya memiliki satu kaki, disebut Bhuta Suku Tunggal (iblis berkaki satu).
Baca Juga: Kisah Barong Landung, Cerita Cinta Putri Cina dengan Raja Bali
Hantu Enjek Pupu tergolong mahkluk halus yang cenderung menjauh dari daerah yang berpenghuni dan menghindari manusia. Ia hanya menakuti orang berniat buruk yang memasuki wilayahnya. Enjek Pupu bergerak dengan melompat-lompat dan melakukan jungkir balik, terkadang suara injakan kakinya terdengar tug-tug-tug, sambil mengikuti orang yang sedang memasuki tempat tinggalnya, karena itu beberapa daerah di Bali, bhuta ini juga dijuluki Katugtug.
Walaupun dikenal menghindari manusia, pada hari-hari musim hujan tidak jarang ada orang yang menemukan jejak unik kaki tunggal dari hantu ini di lumpur. Dalam ukiran atau lukisan tradisional Bali, Enjek Pupu biasa digambarkan berwujud potongan kaki manusia yang memiliki kepala menyeramkan.