Banjarmasin, Sonora.ID – Pandemi Covid-19 yang berlangsung selama dua tahun terakhir diakui berdampak besar bagi sektor pendidikan di Kalimantan Selatan. Menyusul harus diterapkannya sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) akibat peningkatan kasus positif di hampir seluruh wilayah.
Padahal sebagian besar sekolah belum siap melaksanakan PJJ karena berbagai kendala. Selain itu juga kesiapan SDM yang dipaksa mengubah cara belajar yang sebelumnya dilaksanakan di sekolah menjadi belajar di rumah.
Usai rapat bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Selatan, Rabu (20/07) sore, Ketua Komisi IV DPRD Kalimantan Selatan, Muhammad Lutfi Saifuddin mengungkapkan bahwa pihaknya akan fokus pada penanganan dampak pandemi.
“Ke depannya, program-program yang akan dilaksanakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan akan terkait dengan penanggulangan dampak pandemi tehadap dunia pendidikan,” jelasnya kepada awak media.
Terutama mengejar ketertinggalan yang selama dua tahun ini terjadi di seluruh tingkatan sekolah.
Ia mengakui adanya perbedaan yang sangat signifikan terhadap peserta didik di masa sebelum pandemi dengan yang ada sekarang ini. Terutama dari segi pendidikan karakter yang biasanya dilakukan di sekolah, dua tahun terakhir harus dilakukan oleh orangtua di rumah yang hasilnya tidak merata.
Baca Juga: Sudah Konsultasi dengan IDI dan Dinkes, PTM di Palembang Digelar 100%
Belum lagi penyampaian materi yang tidak maksimal karena keterbatasan kesempatan tatap muka antara guru dan peserta didiknya.
“Bahkan ada anak-anak kita yang saat ini kelas 2-3 SD tapi baru tahun ini merasakan sekolah setelah lulus TK, karena sebelumnya belajar di rumah,” jelasnya lagi.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Selatan, Muhammadun mengatakan bahwa pihaknya bersyukur tahun ini sudah dapat melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara penuh.