Bandung, Sonora.ID - Merespon berbagai tantangan yang berpotensi menahan laju pertumbuhan perekonomian global dan mendorong peningkatan risiko stagflasi, Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah Jawa Barat terus bersinergi dan berkolaborasi dengan Pemerintah, otoritas dan stakeholders.
"Jawa Barat dihadapkan pada tantangan akibat berbagai gejolak eksternal diantaranya eskalasi tensi geopolitik Rusia Ukraina, kebijakan Zero Covid-19 di Tiongkok dan kebijakan proteksionisme yang berdampak pada terganggunya rantai pasokan global dan keterbatasan pasokan komoditas strategis khususnya pangan dan energi," ucap Kepala BI Jabar Herawanto dalam konferensi pers event Policy Dialogue di Kantor BI Jabar, Senin (25/7/2022).
Menurutnya, di tengah risiko stagnasi pertumbuhan ekonomi dan tingginya tekanan inflasi, diperlukan penguatan ekonomi domestik untuk mencapai stabilitas ekonomi.
Baca Juga: Pembekalan Peserta Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka 2 Tahun 2022 Dimulai
"Harus dilakukan optimalisasi sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru melalui implementasi digitalisasi di seluruh aspek," tegas Herawanto.
Ia mengatakan, sinergi dan kolaborasi Bank Indonesia di daerah bersama dengan pemerintah provinsi atau daerah dalam melakukan transformasi digital sudah berjalan.
"Sinergi dan kolaborasi ini sangat berperan dalam arus transformasi digital yang manfaatnya dapat dirasakan oleh para pelaku usaha, para akademisi, ataupun masyarakat," tutur Herawanto.
"Bahkan sejak dibentuknya Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD), implementasi digitalisasi di daerah telah membuahkan berbagai hasil yang memuaskan," imbuhnya.
Pada acara Policy Dialigue yang diadakan bersama Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Jabar, dengan tema "Kebijakan Bank Indonesia Merespon Tantangan Global: Urgensi Digitalisasi untuk Mendorong Pemulihan Ekonomi", menghadirkan pembicara Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo.
Dalam acara ini juga dilakukan launching West Java Economic Society (WJES) 2022 dan West Java Digital Economic Festival (WJDEF) 2022. Dalam hal ini Herawanto memaparkan, bahwa kedua event tersebut merupakan bentuk perluasan dari implementasi "Digitalisasi Kampus".