Find Us On Social Media :
Ketua Satgas PMK yang juga Kepala BNPB Letjen Suharyanto saat jumpa pers di Gedung Sate Bandung, Jumat (29/7/2022) (Indra Gunawan)

Empat Strategi dalam Penanganan PMK Hewan Ternak

Indra Gunawan - Jumat, 29 Juli 2022 | 18:13 WIB

Bandung, Sonora.ID - Ada empat strategi yang dapat dilakukan dalam mengendalikan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak.

Hal ini dipaparkan oleh Ketua Satgas Penanganan PMK yang juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto dalam Rapat Koordinasi Penanganan PMK di Aula Barat Gedung Sate, Bandung, Jumat (29/7/2022).

"Ada empat strategi dalam penanganan PMK ini, yaitu biosecurity, pengobatan, vaksinasi dan potong bersyarat yang dijalankan secara paralel," ucap Suharyanto saat jumpa pers usai rapat tersebut.

Selain itu, Suharyanto juga mengapresiasi penanganan PMK di Jawa Barat yang sudah sangat bagus. Hal ini terlihat dari adanya penurunan jumlah hewan yang terpapar PMK.

Baca Juga: Tren Kasus PMK di Jatim Turun Signifikan, Pemprov Lakukan Percepatan Revaksinasi

"Penurunan ini betul-betul mohon dipelihara dan ditingkatkan dan dijaga konsistensinya. Masing-masing kabupaten/kota perlu memelihara dan menjaga tren data yang telah cenderung menurun ini," kata Surhayanto.

Diketahui, kasus harian PMK di Jawa Barat sempat mrngalami kenaikan pada bulan Mei hingga pertengahan Juni 2022. Bahkan puncak kenaikan PMK di Jabar sempat terjadi pada 3 Juli 2022 mencapai 2.967 kasus. Namun setelah itu kasus cenderung menurun hingga saat ini.

Lebih lanjut, Suharyanto mengingatkan pentingnya biosecurity sebagai salah satu alat efektif penanganan PMK.

"Biosecurity harus dilakukan dari lingkup kandang yang terkecil hingga batas- batas RT/RW dan desa. Hidupkan kembali posko PPKM yang pernah diaktifkan saar Covid-19 untuk menjaga hewan ternak," imbuhnya.

"Saat ini kasus sudah turun, tapi jangan sampai lengah. Mohon juga wilayah di Jawa Barat yang sudah berada di zona hijau harus dijaga agar penyebaran virus PMK tidak kembali naik," tutup Suharyanto.