Find Us On Social Media :
Bagaimana Meningkatkan Semangat Nasionalisme, Refleksi 77 Tahun Indonesia Merdeka (Foto pribadi Jati Sasongko)

Bagaimana Meningkatkan Semangat Nasionalisme, Refleksi 77 Tahun Indonesia Merdeka

Jati Sasongko - Rabu, 17 Agustus 2022 | 13:38 WIB

Palembang, Sonora.ID – Hari ini, Rabu 17 Agustus 2022 bangsa Indonesia merayakan hari kemerdekaannya yang ke-77.

Bagaimana meningkatkan semangat nasionalisme?

R.D. Kolonel (Sus.) Yoseph Maria Marcelinus Bintoro, Vikjen TNI/Polri menjelaskan kepada Sonora.

“Kita mempunyai kebanggaan. Kebanggaan sebagai kekuatan. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang luar biasa dikenal oleh mancanegara. Orang datang ke Indonesia mengalami pertemuan lintas budaya. Dari artefak-artefak peninggalan bangsa Indonesia sebagai tempat rujukan kelompok berbagai heterogen, menghidupi bangsa yang penuh toleransi. Toleransi merupakan bagian dari masyarakat Indonesia. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang penuh gotong royong dan menjadi filosofi masyarakatnya. Kesatuan ditengah kebhinekaan ini adalah suatu kebanggan yang luar biasa. Di Vatikan Roma terdapat museum, ada pavilium candi Borobudur dan kehidupan pertanian Indonesia. Ini merupakan kebanggan sebagai cerminan toleransi yang tinggi. Indonesia sebagai Negara berpenduduk muslim terbesar tapi menghidupi moderasi  dalam keberagaman, menghidupi toleransi dalam kebersamaan. Ini menjadi warna  dan keunikan bangsa. Masyarakat Indonesia perlu menanamkan cinta tanah air, cinta terhadap produk Indonesia, cinta keanekaragaman hayati. Darah wisatanya luar biasa mulai dari Bali, Labuan Bajo, Samosir, Biak, kekayaan bawah laut, hasil tambang, hasil alam yang  melimpah. Jumlah penduduk Indonesia yang menjadi bonus demografi  merupakan potensi yang luar biasa,” ujarnya.

Baca Juga: HUT RI ke-77, Megawati Ingatkan Kemerdekaan Adalah Jembatan Emas

Agar tidak terjadi intoleransi maka umat katolik harus berani keluar dari zona nyaman.

Situasi yang homogen harus keluar dan masuk ke dalam masyarakat, menghadirkan gereja yang inklusif yang menyertakan masyarakat lain, berbagi dan peduli.

Namun demikian intoleransi selalu ada dimanapun. Di Tuban terdapat sebuah desa Lasem, disana terdapat nilai toleransi yang luar biasa.

Hal ini bisa menjadi potret bagi masyarakat Indonesia  yang penuh toleransi. Ini perlu diperjuangkan dan dicontoh masyarakat lain bagaimana menghidupi toleransi saling menghargai antar pemeluk keyakinan.

Indonesia memiliki banyak kesempatan dalam mengembangkan bangsa terutama oleh anak mudanya.

Banyak ekspatriat Indonesia  yang cinta tanah air. Mereka perlu diberi ruang dan tata kelola yang baik.

Bersinergi dengan regulasi negara lain. Bagaimana orang-orang Indonesia yang pandai kembali ke tanah air dengan menjanjikan birokrasi yang simple, biaya logistic yang murah, iklim investasi yang baik, SDM yang bersaing.

Bila ini bisa dilalui akan menjadi modal kedepan, selain kewaspadaan dan kesadaran kebangsaan yang dirajut dalam keberagaman.

“ agar bangsa kita bisa membangun kebersamaan, sinergisitas, gotong royong, menghindari politik identitas, pembunuhan karakter. Bangsa kita hebat karena bisa mengatasi politik adu domba. Politik adu domba termasuk dalam politik identitas,” tutupnya.

Baca Juga: Meriahkan HUT RI ke-77, Pedagang Pasar di Makassar Gelar Lomba Tangkap Ayam