Find Us On Social Media :
Anggota Komisi IV DPR-RI, Hanan A. Rozak pada Economic Update yang tayang di CNBC Indonesia, Senin, 18 Agustus 2022. (CNBCIndonesia)

Puji Kebijakan Pemerintah, Anggota DPR Bilang Harga TBS Mulai Membaik.

Jumar Sudiyana - Jumat, 19 Agustus 2022 | 21:51 WIB

Jakarta,Sonora.Id - Perkembangan komoditas kelapa sawit Indonesia saat ini cukup menggembirakan bahkan Indonesia telah menjadi produsen kelapa sawit terbesar dunia. Pertumbuhan kelapa sawit nasional dari tahun ke tahun cukup menarik. Selama tahun 2017 hingga 2022, terjadi penambahan luas areal perkebunan kelapa sawit hingga lebih dari 1 juta hektare. Saat ini, area perkebunan kelapa sawit mencapai lebih dari 15 juta hektare.

Sebagai negara pengekspor utama komoditas CPO (Crude Palm Oil) terbesat dunia, seharusnya Indonesia bisa mengontrol harga sawit dunia. "Kita berkepentingan tehadap harga sawit dunia yang stabil," kata Anggota Komisi IV DPR-RI, Hanan A. Rozak pada Economic Update yang tayang di CNBC Indonesia, Senin, 18 Agustus 2022.

Dia menjelaskan di tingkat petani, beberapa waktu lalu telah terjadi penurunan harga TBS (Tanda Buah Segar) yang signifkan karena adanya kebijakan yang harus diambil oleh Pemerintah setelah terjadi kelangkaan minyak goreng dalam negeri sebagai akibat dari membaiknya harga minyak sawit dunia.

Baca Juga: Menkop: Pemerintah akan Bangun Pabrik CPO dan RPO Mini Berbasis Koperasi

Baca Juga: Bupati Jambi Minta Petani Sawit Tingkatkan Literasi

Pada saat itu, katanya, perhatian Pemerintah terhadap konsumsi CPO dalam negeri agak sedikit terabaikan sehingga menimbulkan kelangkaan minyak goreng di tingkat masyarakat. Namun, Pemeritah sigap dan sudah tepat mengambil langkah-langkah dan kebijakan, salah sagtunya dengan melakukan penghentian sementara ekspor CPO dan produk turunanya.

"Saat ini, dengan adanya kebijakan pembukaan lagi keran ekspor CPO, penghapusan pajak-pajak ekspor dan secara bertahap mengurangi kebijakan DMO (Domestic Market Obligation), dampaknya sudah mulai dirasakan oleh petani berupa kenaikan harga tandan buah segar atau TBS," ujarnya.

Hanan menjelaskan saat ini dilaporkan bawa di sejumlah provinsi tertentu, sudah terjadi kenaikan harga TBS hingga diatas Rp2.000 per kg. Ada juga yang melaporkan harga TBS sudah diatas 1.500 per kg. "Saya kira, kebijakan yang diambil pemerintah sudah tepat dan sekarang bagaimana mempertahankanya. Bagi petani, dengan harga TBS diangka Rp2.000 per kg, asal tidak dibawah Rp2.000 per kg, mereka sudah nyaman," ujarnya.

Dia optimis, dengan tren kenaikan yang sudah terjadi sekarang, harga TBS kelapa sawit akan kembali normal. Sementara harga minyak goreng di dalam negeri-pun sudah tidak ada masalah lagi. Produksi minyak goreng dan kebijakan yang diambil pemerintah, sudah bisa dikatakan berhasil sehingga saat ini sudah tidak terdengar lagi adanya kelangkaan minyak goreng.

Dia menegaskan bahwa petani-petani swadaya kelapa sawit sangat berkepentingan dengan harga TBS yang stabil. Mereka sangat tergantung kepada harga TBS yang baik karena kegiatan pemeliharaan kebun, memenuhi kebutuhan rumah tangganya bahkan pada saat tertentu, mereka tidak bisa menutupi biaya panen jika harga tertalu rendah. "Strategi Pemerintah dalam menaikkan dan menjaga stabilitas harga TBS sudah tepat, hanya memerlukan waktu agar dampaknya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat," katanya.