Palembang, Sonora.ID – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) beberapa waktu lalu menyampaikan bahwa di bulan Agustus hingga September ini Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), terutama kota Palembang akan mengalami anomali dinamika atmosfer. Apa itu?
“Tahun ini ada anomali. Yang seharusnya mengalami puncak musim kemarau tapi curah hujan tinggi. Cukup significan diwilayah sumsel, bahkan dibeberapa daerah terjadi bencana hidrometeorologi seperti banjir, angin kencang – putting beliung dan juga longsor,” jelas Kepala BMKG SMB Palembang Desindra Dedi Kurniawan.
Ia menambahkan penyebab lainnya adalah Sumsel masih mengalami la nina lemah, index enso menunjukkan samudara pasifik ekuator bagian tengah masih dingin temperaturnya.
Selain itu wilayah Sumsel juga mengalami index dipole mode (IOD) negative yaitu banyak uap air yang melimpah ditambah konvergensi atau pembelokan, juga gelombang kelvin yang memperkuat awan-awan hujan.
Sumsel baru akan memasuki musim penghujan pada bulan Oktober-November.
"Walaupun dimusim kemarau, masyarakat tetap mewaspadai cuaca ekstrim. Iod negative diperkirakan akan berlangsung sejak Juni hingga akhir tahun 2022; artinya di kemarau ini masih ada potensi cuaca ekstrim sampai akhir tahun 2022. Dampak positif kondisi sekarang adalah berkurangnya hotspot secara drastis,” ujarnya.
Ia menambahkan cuaca ekstrim akan lebih berpotensi saat Sumsel memasuki masa transisi, yaitu masa peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan. Masa transisi diprakirakan terjadi pada bulan Oktober hingga November.
"Hujan lebat, puting beliung akan lebih sering muncul di masa transisi. Masyarakat harap waspada dan mengupdate informasi dari BMKG. Daerah-daerah dataran tinggi perlu mewaspadai tanah longsor, daerah sebelah barat seperti Lahat, Empatlawang. Daerah bantaran sungai juga perlu mewaspadai luapan sungai dan banjir dari hulu,” ujarnya.
Ia mengatakan bahwa iod negative akan berlangsung hingga akhir tahun 2022. Musim kemarau akan berlangsung sampai dengan November 2022. Sampai awal musim hujan, Sumsel akan diguyur hujan secara significan.
"Kepada masyarakat, adanya anomali dinamika atmosfer menyebabkan sumsel masih ada potensi terjadi cuaca ekstrim seperti hujan, putting beliung. Masyarakat diminta waspada dan selalu mengupdate informasi dari BMKG,” tutupnya.
Baca Juga: 17 Jurnalis Radio Sumsel Ikuti Pelatihan dari Google Terkait Berita Hoax