Sonora.ID - Museum Bahari Jakarta yang merupakan museum di bawah pengelolaan Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta meresmikan pameran temporer yang mengangkat tema “Manusia dan Bencana: Mitologi, Mitigasi, dan Masa Depan”, di Museum Bahari, Penjaringan Jakarta Utara, Kamis (25/08/2022).
Pameran yang berlangsung dari tanggal 26 Agustus - 26 Oktober 2022 ini menghadirkan instalasi berupa panil-panil yang berisikan informasi mengenai timeline bencana maritim Indonesia, litografi lukisan Raden Saleh, kisah legenda Nyi Roro Kidul Laut Jawa, nama-nama tradisi sesajen/sedekah laut di pesisir Nusantara, puisi-puisi tsunami, dan beberapa instalasi yang menghadirkan koleksi keramik dari Kapal China Tek Sing serta instalasi lainnya mengenai mitigasi bencana maritim.
Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Iwan Henry Wardhana, mengatakan pameran tentang kebencanaan ini sebagai pengingat sekaligus momentum introspeksi diri akan bencana di Indonesia. Agar terus waspada untuk bencana ke depan dan untuk selalu ingat atas bencana yang telah lalu.
"Ini adalah bentuk kepedulian dari Dinas Kebudayaan DKI Jakarta khususnya dari unit kebaharian Jakarta, kita memiliki berbagai pengalaman dan kejadian secara sejarah Jakarta mengalami berbagai macam bencana salah satunya adalah wabah, bagaimana kita sebagai insan mengelola bencana itu, terutama bagaimana menjaga ketahanan budaya," ucap Iwan Henry Wardhana dalam acara peresmian pameran Manusia dan Bencana, di Museum Bahari Jakarta Utara.
Baca Juga: Kenali Sejarah, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kalbar Gelar Pameran Arsip, Ada Tragedi Mandor
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Unit Pengelola Museum Kebaharian Jakarta, Mis’ari mengatakan pameran ini berbeda dengan pameran yang pernah ditampilkan sebelumnya karena pameran kali ini berupaya menyuguhkan seni instalasi kontemporer karya seorang seniman lintas media, produser, aktivis, dan pegiat literasi kebencanaan dari Kota Palu yaitu Rahmadiyah Tria Gayathri
“Lewat karyanya, beliau mencoba merespon materi pameran yang disajikan bagi masyarakat sehingga dapat membantu menambah perspektif lainnya dalam memaknai pesan yang ingin disampaikan,” ujar Mis’Ari.
Selain itu, lanjutnya, tema yang diangkat pada pameran ini adalah bencana. Hal ini dikarenakan bencana di Indonesia merupakan hal yang dekat dengan Indonesia, mengingat secara geologi Indonesia berada pada ring of fire.
Dimana jalur gunung berapi membentang mengelilingi cekungan pasifik, jalur ini ditandai dengan deretan pegunungan berapi yang ada di Sumatera hingga Jawa dan Sulawesi.
"Secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan dan memiliki luasan laut yang lebih besar dibanding daratan. Kondisi tersebut berada pada tiga pertemuan lempeng yaitu lempeng pasifik, Indo-Australia, dan Eurasia. Jika terjadi pergerakan lempeng inilah yang memicu terjadinya gempa bumi, tsunami, dan juga aktivitas gunung api yang ada di Indonesia," ucapnya.
Lebih lanjut, Mis’Ari pun berharap pengunjung pameran Manusia dan Bencana dapat mengambil pelajaran dari informasi-informasi yang disajikan dalam pameran ini.
"Pengunjung bisa mengambil pelajaran dari informasi dan cerita-cerita masa lalu, termasuk juga teknologi-teknologi yang digunakan untuk mitigasi bencana maupun cerita-cerita dari para penyintas bencana yang disajikan dalam pameran ini dan bisa dimaknai oleh para pengunjung untuk pembelajaran masa depan," tuturnya.