Find Us On Social Media :
Adab istri terhadap suami (Freepik)

16 Adab Istri Terhadap Suami Menurut Imam Al-Ghazali, Sudah Tahu Belum Bunda?

Sienty Ayu Monica - Kamis, 1 September 2022 | 13:05 WIB

Sonora.ID – Dalam perkawinan, ada hak dan kewajiban bagi masing-masing yang berkaitan dengan adab. Berikut ini adalah 16 adab istri kepada suami menurut Imam Al-Ghazali.

Melansir Islam.nu.or.id, Imam Al-Ghazali dalam kitabnya berjudul Al-Adab fid Din dalam Majmu'ah Rasail al-Imam al-Ghazali (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, halaman 442) menjelaskan tentang adab istri terhadap suami sebagai berikut:

آداب المرأة مع زوجها: دوام الحياء منه، وقلة المماراة له، ولزوم الطاعة لأمره، والسكون عند كلامه، والحفظ له في غيبته، وترك الخيانة في ماله، وطيب الرائحة، وتعهد الفم ونظافة الثوب، وإظهار القناعة، واستعمال الشفقة، ودوام الزينة، وإكرام أهله وقرابته، ورؤية حاله بالفضل، وقبول فعله بالشكر، وإظهار الحب له عند القرب منه، وإظهار السرور عند الرؤية له..

Artinya:

Adab istri terhadap suami, yakni: selalu merasa malu, tidak banyak mendebat, senantiasa taat atas perintahnya, diam ketika suami sedang berbicara,  menjaga kehormatan suami ketika ia sedang pergi, tidak berkiahanat dalam menjaga harta suami, menjaga badan tetap berbau harum, mulut berbau harum dan berpakaian bersih, menampakkan qana’ah, menampilkan sikap belas kasih, selalu berhias, memuliakan kerabat dan keluarga suami, melihat kenyataan suami dengan keutamaan, menerima hasil kerja suami dengan rasa syukur, menampakkan rasa cinta kepada suami kala berada di dekatnya, menampakkan rasa gembira di kala melihat suami.

Baca Juga: Para Istri Wajib Tahu! Dosa Besar Bila Melakukan 3 Hal Ini ke Suami: Salah Satunya Menyuruh Sholat!

Dari kutipan di atas, dapat diuraikan bahwa ada 16 adab istri kepada suami menurut Islam, simak penjelasannya berikut ini:

1. Selalu merasa malu

Adab istri kepada suami menurut Islam yang pertama adalah selalu merasa malu. Seorang istri hendaknya tetap mempertahankan rasa malu kepada suami meski sudah bukan pengantin baru lagi. Tentu saja malu dalam konteks ini adalah rasa malu dalam arti positif, seperti malu ketika bau badannya menimbulkan ketidaknyamanan; malu berpenampilan tidak menarik; atau malu berperilaku buruk, dan sebagainya.

2. Tidak banyak mendebat