Find Us On Social Media :
Amidi, Pengamat Ekonomi Sumsel ()

Pengamat : Pemerintah Harus Tinjau Kembali Kenaikan Harga BBM Bersubsidi

Jati Sasongko - Selasa, 6 September 2022 | 14:05 WIB

Palembang, Sonora.ID - Pemerintah akhirnya memutuskan menaikkan harga tiga jenis bahan bakar minyak (BBM) yakni pertalite, solar, dan pertamax per Sabtu (3/9/2022). 

Presiden Joko Widodo mengungkapkan, salah satu alasan kenaikan ini karena sebagian subsidi BBM justru dinikmati kelompok masyarakat mampu.

Adapun kenaikan harga tiga jenis harga BBM berlaku sejak Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30 WIB.

Amidi, Pengamat Ekonomi Sumsel kepada Sonora (05/09/2022) mengatakan kebijakan menaikkan BBM bersubsidi sebetulnya belum tepat karena sekarang masyarakat masih merasakan dampak pandemic, kemudian masyarakat yang punya kendaraan tidak serta merta dalam koridor sejahtera.

Mereka membeli kendaraan dalam bentuk kredit, artinya mereka punya pertimbangan membeli BBM bersubsidi.

Baca Juga: Imbas Harga BBM Naik, Wisata Susur Sungai di Banjarmasin Ikut Mahal

“ Kenaikan BBM bersubsidi merupakan lagu lama. Biasanya subsidi BBM dikurangi dikonversi dengan kebijakan sosial, sementara kebijakan sosial seperti BLT kadang-kadang dilapangan tidak efektif, artinya yang awalnya ingin mengurangi beban anggaran negara justru tetap jadi beban sementara masyarakat mengalami kesulitan dengan kenaikan BBM. Masalahnya bukan hanya memberatkan masyarakat dari sisi kenaikan harga BBM saja tapi dampaknya terhadap kenaikan harga-harga barang yang lain. Ini justru menjadi dampak domino dari kenaikan BBM Subsidi. Tidak ada salahnya pemerintah beberapa hari ini meninjau kembali bila perlu cabut atau dibatalkan kenaikan BBM bersubsidi,” ujarnya.

Ia mengatakan cara lain yang bisa ditempuh pemerintah adalah dengan mengoptimalkan penerimaan pajak.

Kemudian mengoptimalkan sumber daya alam yang dimiliki karena saat ini bangsa kita sudah memiliki sumber daya manusia yang potensial dan modal teknologi.

Pemerintah juga bisa menekan utang, jangan menggunakan utang untuk hal-hal yang tidak efektif.

Ia menambahkan masyarakat tidak berdaya dengan kenaikan BBM bersubsidi ini dan menerima saja walaupun berat.

Meskipun BBM subsidi sudah dinaikkan namun antrian di SPBU masih terus terjadi baik roda dua maupun roda empat.

Ini menunjukkan indikasi stok BBM terbatas atau karena masyarakat trauma kalau-kalau BBM akan naik lagi.

“ Kepada pemerintah agar meninjau ulang kenaikan harga BBM bersubsidi. Masyarakat jangan gusar, terima dan berdoa agar kenaikan ditinjau lagi. SPBU harus terbuka apakah BBM ada atau tidak, jangan dibilang tidak ada,” tutupnya.

Baca Juga: Harga BBM Naik, BEM Se-Kalimantan Selatan Rencanakan Turun Aksi