Find Us On Social Media :
Illustrasi toko yang menjual sembako ()

Harga Sembako Tak Stabil, Pedagang Di Karanganyar Mengeluh Sepi

Agnes Tasya - Rabu, 7 September 2022 | 20:10 WIB

Karanganyar, Sonora.ID - Pedagang di Kabupaten Karanganyar mengeluh sepi. Menurut Yanti (42) salah satu pedagang Pasar Jungke mengaku sengaja mengurangi pembelian stok dagangan dari agen.

Pedagang di Kabupaten Karanganyar mengeluh sepi. Biasanya dia membeli stok telur 20 kilogram, namun saat ini dirinya hanya stok 10 kilogram saja.

Alasan Yanti tidak menambah stok dagangannya karena daya beli masyarakat menurun. "Semua seakan kompak mengurangi belanja, mau bagaimana lagi, padahal harga-harganya belum naik signifikan, masih dikit-dikit," kata dia, Selasa (6/9/2022).

Dirinya mengatakan harga bawang merah mengalami kenaikan sebelum harga BBM subsidi naik.

Baca Juga: Kabar Duka! Pelawak Yadi Sembako Tubuhnya Makin Kurus, Penyebabnya Gara-gara Tubuhnya Digerogoti...

Yanti menuturkan, harga telur ayam mengalami penurunan harga dari Rp 30 ribu per kilogram menuju Rp 26 ribu per kilogram.

"Harga sembako masih stabil, belum terjadi gejolak sejak harga BBM bersubsidi naik," ucap Yanti.

Lurah Pasar Jungke, Sri Hartoyo harga sembako mengalami fluktuatif.

Dia menjelaskan dari data Dinas Perdagangan Tenaga Kerja Koperasi UKM ada harga 48 komoditas pada Jumat (2/9/2022) sampai Senin (5/9/2022) menunjukkan kenaikan dan penurunan.

"Telur ayam broiler dari Rp 28.400 per kilogram, kini turun menjadi Rp 28.000 per kilogram, sedangkan cabai merah keriting dari Rp 57.600 per kilogram naik menjadi Rp 69.167 per kilogram," ucap Sri Hartoyo.

Sri menjelaskan beras IR64 medium semula Rp 11.700 per kilogram kini turun jadi Rp 11.538 per kilogram, dan daging ayam broiler Rp 32.800 per kilogram naik menjadi Rp 33.192 per kilogram.

Dirinya menduga terjadinya fluktuasi harga sembako pasca kenaikan BBM bukan dampak langsungnya.

Namun hal ini disebabkan, sembako yang dijual di pasar tradisional masih stok lama.

Baca Juga: Presiden Jokowi: Bantuan yang Diberikan untuk Menambah Modal Usaha

"Ini ada yang naik tapi enggak seberapa. Hanya menghabiskan stok alias pengadaan lama, saya enggak tahu kalau stok habis dan pengadaan baru, apakah harganya sudah berganti?" ucap Sri Hartoyo.

Sri memastikan seluruh komoditas pangan tersedia cukup di pasar Jungke. Dia mengatakan fenomena fluktuasi harga merupakan bukan hal baru.

"Kebutuhan pokok yang dibeli seperti migor, terigu, telur dan daging ayam, enggak seramai biasanya dibeli, kini sepi," ungkap Sri Hartoyo.

Dirinya menuturkan jika pembeli bisa menyesuaikannya, namun selama beberapa hari pasca kenaikan harga BBM subsidi, transaksi di pasar tradisional cenderung lesu dan sepi.

Hal itu berkaitan melemahnya daya beli masyarakat. Ia menduga, anggaran belanja kebutuhan rumah tangga terpangkas akibat beli BBM yang harganya naik.

"Para penjual mengeluhkan penurunan omzet,"kata Sri Hartoyo.

Baca Juga: Kabar Duka! Pelawak Yadi Sembako Tubuhnya Makin Kurus, Penyebabnya Gara-gara Tubuhnya Digerogoti...