Find Us On Social Media :
Berdasarkan pantauan PIHPS SUMUT, dalam sebulan terakhir terjadi kenaikan harga beras dalam rentang 200 hingga 400 rupiah per Kg nya ( Kompas.com)

Harga Beras Di SUMUT Naik Dalam Sebulan, Pengamat Ekonomi: Jangan Sampai Picu Penambahan Angka Kemiskinan

Eric Indra Cipta - Senin, 19 September 2022 | 18:00 WIB

Sonora.ID, Medan - Berdasarkan pantauan PIHPS SUMUT, dalam sebulan terakhir terjadi kenaikan harga beras dalam rentang 200 hingga 400 rupiah per Kg nya.
 
Mulai dari jenis beras kualitas bawah, medium hingga yang super. Meskipun sejauh ini, untuk harga beras di kota medan masih terpantau stabil, justru di beberapa jenis beras medium dan premium belakangan harganya sedikit turun.
 
Beras ini menjadi bahan makanan pokok, sangat sensitif terhadap perubahan daya beli masyarakat.
 
Baca Juga: Imbas Kenaikan BBM, Harga Ayam di Banjarmasin Tak Terbendung
 
Bahkan kemampuan dalam pengendalian harga beras ini menjadi kunci keberhasilan pemerintah dalam mengendalikan tingkat kemiskinan masyarakat di suatu daerah.
 
Sejauh ini indikasi kesejahteraan petani khususnya petani tanaman pangan (padi) secara nasional indeksnya masih diatas 100.
 
Pengamat Ekonomi dan Ketua Tim Pantau Bahan Pangan Sumut, Gunawan Benjamin Menjelaskan, tepatnya di angka 108,82 pada agustus 2022.
 
Ini menunjukan bahwa daya beli petani tanaman pangan khususnya padi secara nasional masih terjaga.
 
Akan tetapi daerah lain seperti Sumatera utara itu nilai tukar petani (NTP) tanaman pangannya ada di level 95.14, daya belinya memang mengalami tekanan.
 
Dan bila dirinci lebih mendetail, sebenarnya indeks yang diterima oleh petani tanaman pangan di SUMUT sebesar 106.66," jelasnya.
 
Hanya saja, lanjut Gunawan, indeks harga yang dibayar petani lebih tinggi di level 112,12.
 
Baca Juga: Terinspirasi Buku Resep Kuliner Nusantara Bung Karno, PDIP Jabar Gelar Lomba Masak
 
Ini menunjukan bahwa pengeluaran petani untuk memenuhi kebutuhan sehari hari ditambah biaya produksi, angkanya masih lebih besar dibandingkan dengan harga yang diterima dari penjualan gabah atau berasnya.
 
Jadi tantangan SUMUT ada disitu. Namun, dalam sebulan terakhir harga di SUMUT untuk beras kualitas bawah yang sebelumnya berkisar 9.900 hingga 10.400 per Kg, saat ini menjadi 10.100 hingga 10.750 per Kg nya.
 
Yang medium bergerak dikisaran angka 11.400 hingga 11.550 sebulan lalu, saat ini dijual 11.700 hingga 11.750.
 
Dan untuk beras kualitas super semula 12.300 saat ini dijual dikisaran 12.500 hingga 12.700 per Kg.
 
Sejauh ini pantauan pasar harga beras di SUMUT naik dalam rentang 15 ribu hingga 30 ribu per karungnya.
 
"Jika harga beras naik terus nantinya angka kemiskinan bisa bertambah.Tetapi kalau tidak naik, petani di SUMUT yang indeksnya di bawah seratus akan terjebak dalam stagnasi yang juga bisa berujung pada penurunan daya beli di bawah angka garis kemiskinan.
 
Jadi pemulihan daya beli petani itu ada pada pengendalian harga gabah yang seharusnya bisa dinaikkan di wilayah SUMUT,"katanya lagi.
 
Gunawan menambahkan, kenaikan harga barang atau inflasi di pedesaan harus bisa ditekan untuk mengurangi pengeluaran para petani.
 
Jadi SUMUT tengah berhadapan dengan dilema saat ini, khususnya terkait pengendalian daya beli petani, atau justru menekan angka kemiskinan secara keseluruhan di SUMUT.,"ujarnya.
 
Sementara itu, dari sisi lainnya juga bisa diambil kebijakan alternatif, yakni memberikan bantuan sosial yang tepat sasaran bagi petani padi saat harga gabah sulit dinaikkan.
 
Dan bisa juga dengan menambah bantuan sosial pada masyarakat miskin saat gabah terpaksa harus naik harganya. Dan masih ada beberapa skenario kebijakan lain yang bisa diambil.
 
Baca Juga: Terdampak Naiknya Harga BBM, Buruh Gendong hingga Kusir di Boyolali Dapat Paket Beras