Sonora.ID - Berikut adalah kisah pesugihan penduduk yang mengubah semua air di desanya menjadi darah.
Desaku telah lama dilanda kekeringan, padahal ini sudah masuk musim penghujan. Kami selalu membutuhkan banyak air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan satu-satunya yang menyelamatkan kami di kondisi ini ialah sumur milik Pak Yanto.
Keluarga Pak Yanto dikenal pemurah dan baik hati. Selain kaya raya, ia menjadi satu-satunya pemilik sumur yang di masa kekeringan seperti ini, air di dalamnya tetap saja mengucur deras.
Itu memang aneh. Namun, kebutuhan sering menghindarkan manusia untuk mengomentari hal-hal yang tak terlalu mendesak.
Setiap hari, ketika azan magrib mulai menjelang, sumur tua yang terletak di teras belakang rumah Pak Yanto itu masih selalu dipenuhi antrean.
Banyak dari mereka membawa ember besar untuk menimba air, membawanya pulang ke rumah masing-masing untuk kebutuhan selama beberapa hari.
Dan, sebagaimana layaknya bos, Pak Yanto menunggui orang-orang yang berjubelan itu di teras rumahnya yang bersih dan mewah. Namun, asal kalian tahu, ia tak pernah meminta satu pun penduduk untuk membayar air yang mereka ambil dari sumur tua itu.
*
“Sejak kapan sumur ini dibuat, Pak?” tanyaku pada suatu sore, ketika mengantre mengambil air seperti biasa.
Baca Juga: NGERI! Cerita Setan Gentayangan di Warung Nasi Padang Berpesugihan